Jika ditanya mengapa asap rokok berbahaya bagi kesehatan tubuh, maka secara garis besar banyak orang yang sudah mengetahui hal ini secara general saja. Padahal, seperti yang dilansir dari Alodokter, dalam satu batang rokok, diperkirakan terdapat lebih dari 7.000 senyawa kimia. Bahkan 70 di antaranya dapat meningkatkan risiko penyakit kanker.
Yuk, sedikit mengenal tentang bahaya dari rokok konvensional ini secara mendalam bersama KABAR agar Anda #JadiLebihPaham.
Baca Juga: Sudah Benarkah Masker Pelindung Polusi Udara yang Anda Gunakan
Alasan Mengapa Asap Rokok Berbahaya Bagi Tubuh
Setiap Anda menghisap satu batang rokok maka dapat meningkatkan risiko terkena berbagai penyakit. Tidak hanya kanker, tetapi juga penyakit stroke, masalah kesuburan, hingga paru-paru. RSI memberikan laporan bahwa asap rokok mengandung kurang lebih 4.000 senyawa kimia berbahaya. Beberapa senyawa kimia ini mencakup TAR, karbon monoksida, hingga kadmium. Selain itu masih banyak lagi senyawa kimia berbahaya di dalam asap rokok yang mampu meningkatkan risiko penyakit.
Disebutkan juga bahwa dari 4.000 senyawa kimia tadi, 200 di antaranya beracun dan 43 diantaranya termasuk sebagai pemicu penyakit kanker. Masalahnya, ada dua tipe asap rokok yang sangat jarang diketahui oleh para perokok.
Baca Juga: Hasil Riset Rokok Elektronik di Inggris
Pertama, ada asap rokok yang disebut mainstream smoke. Asap inilah yang terkumpul di dalam mulut si perokok sebelum akhirnya diisap melewati paru-paru. Kedua, ada asap rokok yang disebut sidestream smoke. Asap rokok ini baru muncul dari pangkal rokok ketika menjelang habis. Walaupun muncul belakangan, kandungan kimia beracun dari asap rokok ini terbukti lebih berbahaya berkali-kali lipat dibandingkan mainstream smoke.
Sidestream smoke ini yang paling sering menyebar di udara tanpa adanya filter. Bahkan kandungan zat kimia beracun karbon monoksida dari sidestream smoke lebih besar lima kali daripada mainstream smoke. Ditambah lagi, sidestream smoke yang paling sering dihirup oleh perokok pasif.
TAR di dalam asap rokok juga berbahaya karena mengandung senyawa kimia bernama karsinogen. Karsinogen sendiri merupakan senyawa yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker di tubuh. Selain itu juga dapat membuat jari dan gigi menjadi warna kekuningan.
Sebenarnya karsinogen tidak hanya bisa ditemukan dalam asap rokok saja, tetapi juga dari asap knalpot kendaraan bermotor, bahkan juga dari metode memasak seperti dibakar atau dipanggang. Jadi secara garis besar, kehidupan kita sudah dikelilingi oleh senyawa karsinogen.
Baca Juga: Mana Produk Tembakau Alternatif yang Lebih Efektif Membantu Anda Berhenti Merokok?
Cara Mengurangi Bahaya Asap Rokok
Mengurangi bahaya asap rokok dapat dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah menjalankan konsep metode harm reduction atau Pengurangan Risiko. Konsep ini dijalankan sebagai salah satu solusi bagi Anda yang ingin lepas dari rasa adiktif rokok konvensional dan untuk mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan kebiasaan merokok.
Harm reduction menekankan gaya hidup yang lebih baik dengan beralih ke Produk Tembakau Alternatif. Dengan menggunakan Produk Tembakau Alternatif, maka Anda bisa secara perlahan-lahan mengurangi risiko dari kandungan zat-zat berbahaya yang ada di dalam rokok konvensional.
Tidak dapat dimungkiri bahwa berhenti merokok merupakan hal yang sulit dilakukan bagi perokok, karena perokok akan menghadapi nicotine withdrawal atau gejala putus zat nikotin. Gejala ini terjadi karena tubuh dan otak perokok telah memiliki ketergantungan terhadap nikotin dari rokok konvensional. Bahkan perokok akan merasakan kesulitan tidur sampai kesulitan konsentrasi. Hal ini yang membuat perokok kembali menggunakan rokok konvensional agar memperoleh asupan nikotin. Dengan metode harm reduction, maka Anda bisa mengurangi bahaya merokok bagi kesehatan, sekaligus mencapai tujuan untuk berhenti merokok.
Semoga informasi di atas tentang mengapa asap rokok berbahaya bagi kesehatan tubuh dapat menjadi informasi terbaru bagi Anda. Jangan lupa untuk cek artikel KABAR yang lain agar #JadiLebihPaham.
Baca Juga: Merokok dan Menggunakan Rokok Elektronik, Apa Bedanya?