Apa yang dimaksud
dengan TAR?
Proses pembakaran pada rokok menghasilkan asap yang mengandung lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya, termasuk TAR yang bersifat karsinogenik dan dapat memicu berbagai penyakit berbahaya.
Selain itu, TAR juga dapat menempel di tubuh, rambut, pakaian, dan benda-benda lainnya bersama dengan residu asap rokok. Jadi, tidak hanya berbahaya bagi perokok dan orang lain di sekitarnya saat asap rokok terhirup, TAR tetap ada dan berbahaya bahkan setelah selesai merokok.

Fakta Mengenai TAR
Untuk lebih memahami TAR dan bahayanya, simak beberapa fakta berikut ini:

TAR adalah zat kimia dan partikel padat (solid carbon) yang terkandung pada asap rokok.

TAR yang terhirup dapat mengendap di paru-paru dan memicu berbagai risiko kesehatan.

TAR bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker.
Dampak TAR bagi Tubuh
Paparan TAR memiliki risiko dampak negatif bagi kesehatan tubuh. Berikut adalah dampak-dampak yang dapat dihasilkan oleh TAR:

TAR dapat memicu kanker
Karena bersifat karsinogenik, paparan TAR dapat memicu penyakit kanker.

TAR adalah pemicu utama penyakit terkait kebiasaan merokok
Tidak hanya dapat memicu kanker, TAR juga dapat memicu penyakit lainnya yang terkait kebiasaan merokok.

TAR dapat memberi warna kuning pada gigi dan jari perokok
Karena sifatnya yang lengket, TAR yang berwarna coklat dapat menempel dan mewarnai gigi dan jari perokok jadi kekuning-kuningan.

Bahaya TAR dapat tetap ada bahkan setelah rokok dimatikan
TAR dapat menempel di tubuh, rambut, pakaian, dan benda-benda lainnya bersama dengan residu asap rokok sehingga bahayanya tetap ada bahkan setelah seseorang selesai merokok.
Artikel Terkait - Bahaya TAR

Nikotin vs TAR: Mana yang Lebih Berbahaya
Banyak info beredar mengenai Nikotin dan TAR. Lalu apa perbedaannya? Apakah sama bahayanya? Di dalam infographic ini, Anda dapat dengan mudah mengenali perbedaan nikotin dan TAR.

Perbedaan Perokok Aktif dan Perokok Pasif yang Harus Kamu Tahu!
Pada tahun 2021, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa terdapat 69,1 juta orang dewasa di Indonesia yang merupakan perokok. Selain itu, jumlah perokok pasif juga tercatat sebanyak 120 juta orang.
Apa saja bahaya yang dapat dihadapi oleh perokok aktif dan perokok pasif? Mari kita pelajari lebih lanjut di artikel ini!

Konsumen Minta Regulasi untuk Tembakau Alternatif
Ketua Asosiasi Vapers Indonesia (AVI) Johan Sumantri menilai regulasi yang sesuai profil risiko produk dipercaya akan menciptakan peralihan perokok dewasa menuju ke produk tembakau alternatif secara masif, sekaligus mencegah penyalahgunaan terhadap produk ini. Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) Ariyo Bimmo sependapat dengan Johan.