Left arrow Kembali

Merokok dan Menggunakan Rokok Elektronik, Apa Bedanya?

Banyak masyarakat yang menganggap rokok konvensional dan rokok elektronik sama-sama berbahaya bagi Kesehatan. Namun, dengan penelitian yang semakin banyak dilakukan, ditemukan bahwa rokok elektronik berbeda dengan rokok konvensional. Mulai dari cara pemakaian, hingga risiko yang dihasilkan.

Sejak tahun 2014, rokok elektronik dan vape mulai masuk di Indonesia meskipun pada saat itu masih dipandang buruk dan dianggap sama-sama memiliki dampak kesehatan berbahaya seperti rokok. Namun, semakin banyak penelitian-penelitian ilmiah terkini yang menunjukkan bahwa risiko kesehatan yang dihasilkan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan vape, jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan rokok. Bukti-bukti ilmiah ini sedikit demi sedikit merubah pandangan publik tentang rokok elektronik dan vape. Saat ini, konsumsi rokok elektronik dan vape semakin meningkat, kini telah ada sekitar 3 juta pengguna vape di Indonesia.

Baca Juga: Apa itu Perokok Pasif dan Apa Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif?

Apa itu Vape atau Rokok Elektronik?

Vape atau rokok elektronik adalah sebuah teknologi inovasi dari bentuk rokok konvensional menjadi rokok modern. Vape atau rokok elektronik termasuk ke dalam produk tembakau alternatif dan pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd, sebuah perusahaan asal Beijing, yang sekarang dikuasai oleh Golden Dragon Group Ltd Pada tahun 2004.

Produk tembakau alternatif ini diklaim sebagai produk rokok yang lebih sehat dan ramah lingkungan daripada rokok biasa. Berbeda dengan rokok tembakau, vape atau rokok elektronik tidak membakar tembakau seperti produk rokok konvensional. Rokok elektronik memanaskan cairan menggunakan baterai dan menghasilkan uap bukan asap.

Baca Juga: Peneliti Jelaskan Perbedaan Kandungan Asap Rokok dan Uap Vape

Perbedaan Rokok Elektronik dan Rokok Biasa

Tapi, apa sebenarnya yang membedakan antara rokok elektronik dan vape dengan rokok tembakau? Apa yang membuat rokok elektronik dan vape lebih rendah risiko kesehatannya bila dibandingkan dengan rokok tembakau? Serta apa yang menjadikan rokok elektronik dan vape merupakan solusi alternatif bagi perokok yang mengalami kesulitan untuk berhenti?

1. Dipanaskan, bukan dibakar

Rokok elektronik dan vape, seperti rokok tembakau , memungkinkan penggunanya untuk mengonsumsi nikotin. Bedanya, nikotin pada rokok elektronik dan vape terkandung dalam e-liquid. Uap yang dihasilkan dari memanaskan e-liquid dengan kandungan nikotin tersebut kemudian dihirup pengguna dan memberikan asupan nikotin. Sementara, nikotin yang terkandung di dalam rokok tembakau dikonsumsi melalui asap rokok yang dihasilkan dari proses pembakaran.

Baca Juga: Efek Nikotin Pada Tubuh

2. Risiko kesehatan lebih rendah

Saat tembakau di dalam rokok dibakar dan menghasilkan asap rokok, maka tercipta kumpulan bahan kimia yang disebut TAR yang merupakan karsinogen atau senyawa penyebab kanker. Pada rokok elektronik atu vape, e-liquid hanya dipanaskan sehingga tidak menghasilkan TAR. Hal ini lah yang menyebabkan rokok elektronik dan vape memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah dibandingkan rokok. Namun, perlu diingat bahwa rokok elektronik dan vape tetap tidak 100% bebas risiko kesehatan dan masih dapat memiliki efek samping seperti menyebabkan batuk, tenggorokan kering, sesak nafas, dan iritasi mulut.

Baca Juga: Produk Tembakau Alternatif dengan Risiko Kesehatan Lebih Rendah

3. Sensasi seperti merokok

Meskipun tak sepenuhnya sama, banyak pengguna yang merasa vaping menawarkan sensasi yang mirip dengan merokok. Saat vaping, penggunanya melakukan gestur tangan dan mulut yang serupa dengan apa yang mereka lakukan saat merokok. Selain itu, vaping juga memberikan rasa dan sensasi tenggorokan yang mirip dengan merokok. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa faktor ini lah yang membuat rokok elektronik dan vape merupakan alat bantu berhenti merokok yang paling efektif bila dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin lainnya.

Seperti pembahasan pada artikel sebelumnya, nikotin adalah zat bersifat adiktif yang membuat perokok kecanduan dan kesulitan untuk menghentikan kebiasaannya. Penggunaan alat bantu yang dapat memberikan asupan nikotin merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan ketika berusaha berhenti merokok.

Penggunaan rokok elektronik dan vape dianggap lebih efektif dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin lainnya atau langsung berhenti total karena bukan saja perokok masih mendapatkan asupan nikotin tetapi juga dapat melakukan aktivitas yang mirip dengan merokok.

Vaping juga memiliki keunggulan karena pengguna dapat mengatur kadar nikotin di dalam e-liquid, dan perlahan-lahan dapat mengurangi frekuensi dan kadar nikotin sampai akhirnya dapat berhenti total. Walaupun dianggap efektif, perlu diingat bahwa vaping pun masih memiliki risik kesehatan jangka panjang yang belum diketahui secara pasti, sehingga sebaiknya digunakan sebagai cara untuk berhenti merokok dan bukan pengganti rokok. Seperti dikutip dari situs kesehatan Selandia Baru, “Don’t vape if you don’t smoke. Only vape to quit smoking.

Baca Juga: 7 Zat Racun yang Terdapat Dalam Rokok

Sumber:
Cochrane Report 2016, Electronic Cigarettes for Smoking Cessation
Vaping Facts: Vaping vs Smoking
, Kementerian Kesehatan Selandia Baru, 2018Lebih Bahaya Mana, Mengisap Vape atau Rokok Tembakau