Left arrow Kembali

Mana Penghasil Zat Pemicu Kanker Paling Tinggi

Senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) merupakan salah satu senyawa penyebab kanker (bersifat karsinogenik) yang paling kuat dan dihasilkan dari asap yang ada di sekitar kita. Mana yang lebih bahaya? Pelajari di Infografik ini.

Kanker menjadi salah satu jenis penyakit yang mengerikan karena dapat menyerang berbagai organ tubuh,seperti kulit, paru-paru, otak, bahkan hingga tulang. Penyebab kanker memang cukup banyak, khususnya dari gaya hidup yang tidak sehat. Namun ada beberapa zat pemicu kanker yang tanpa disadari memang berdekatan dengan hidup kita. 

Fakta Tentang Zat Pemicu Kanker Paling Tinggi

Dilansir dari penelitian IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology, and Food Technology, dari sekian banyak zat pemicu kanker yang sudah dinyatakan dan diteliti selama ini, ternyata senyawa Polyclinic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) merupakan salah satu senyawa penyebab kanker (bersifat karsinogenik) yang paling kuat. Senyawa ini dihasilkan dari asap hasil pembakaran yang ada di sekitar kita. 

Ternyata udara ketika berkendara di jalan tol (khususnya berkendara di belakang truk diesel) menjadi menyumbang kandungan PAHs yang paling besar. Total ada 1,0 ng mm² kandungan senyawa berbahaya itu di dalamnya. 

Baca Juga: Dampak Buruk Asap Rokok pada Kecerdasan Intelektual Anak Anda!

Selain itu, ditemukan fakta lainnya bahwa senyawa kimia karsinogen juga muncul ketika Anda sedang memasak ayam. Baik dengan cara merebus, menggoreng, membakar, dan memanggang. Beberapa poin penting dari penelitian ini adalah kandungan PAHs dapat ditemukan dalam daging ayam. Untuk cara masak direbus menjadi yang paling aman. Namun untuk menghindari kandungan tersebut, bisa juga memilih daging dan ikan tanpa lemak, memasak dengan temperatur rendah, dan menghindari kontak antara makanan dengan api dalam proses masak dibakar. 

Poin yang lebih menarik lagi adalah ketika kita sedang membakar daging, pasti akan ada lemak yang menetes ke api. Ternyata efek sampingnya adalah asap yang dihasilkan dapat membalut daging dengan PAHs. Melihat kondisi ini, maka menggunakan sumber panas dengan level rendah hingga medium serta menempatkan daging sejauh mungkin dari sumber panas mampu mengurangi pembentukan PAHs secara masif. 

Baca Juga: Efek Asap Rokok pada Hewan Peliharaan

Meminimalisir Bahaya dengan Produk Alternatif

Setelah mengetahui fakta ini, pertanyaannya adalah bagaimana kita bisa meminimalisir risiko yang ada di sekitar kita? Salah satunya adalah mengubah gaya hidup dengan pendekatan Harm Reduction. Untuk Anda para perokok misalnya, mengubah gaya hidup melalui Produk Tembakau Alternatif bisa menjadi solusi.

Keputusan berhenti merokok memang dinilai sulit, karena adanya zat adiktif nikotin di dalamnya  yang membuat tubuh dan otak perokok memiliki ketergantungan. Namun tidak ada salahnya mencari opsi lain untuk mengurangi kebiasaan merokok. Itulah mengapa Produk Tembakau Alternatif hadir untuk Anda pada saat ini, seperti rokok elektronik atau vape, nikotin tempel, snus, dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar.

Baca Juga: Perbedaan Dosis, Durasi, dan Bentuk Terapi Pengganti Nikotin untuk Berhenti Merokok

Seperti yang dilansir Tempo, dikatakan bahwa Produk Tembakau Alternatif jauh lebih tidak berbahaya daripada rokok. Fakta ini membuat perokok yang masih belum mampu berhenti total dari rokok konvensional dapat mencoba Produk Tembakau Alternatif. Berdasarkan data yang ada, Produk Tembakau Alternatif memiliki risiko lebih rendah karena tidak melalui proses pembakaran, melainkan penguapan. 

Semoga informasi mengenai zat pemicu kanker di atas dapat membantu Anda beralih dari rokok ke Produk Tembakau Alternatif. Dapatkan informasi lebih lengkap dan mendalam tentang Produk Tembakau Alternatif bersama KABAR di sini.

Sumber: Tempo, KABAR, IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology, and Food Technology