Left arrow Kembali

Lindungi Balita dari Third-hand Smoke

Third-Hand Smoke lebih berisiko terhadap balita. Hasil penelitian menunjukkan, balita yang tinggal Bersama perokok, memiliki tingkat ratio nikotin yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan beragam faktor, salah satunya balita sering bermain di area THS terakumulasi.

Setelah mengenal Third-Hand Smoke (THS) (baca artikel berikut untuk penjelasan tentang THS), siapakah yang paling rentan terhadap residu-residu menetap dari asap rokok? Ya, anak-anak dan balita!

Di tahun 2009, tim pe​neliti dari University of California Berkeley menemukan bahwa pada THS, rasio Tobacco-Specific Nicosamines (TSNA) yaitu NNK (4-(n-nitrosomethylamino)-1-(3-pyridyl)1-butanone) dibanding nikotin meningkat seiring bertambahnya usia. Dengan demikian, penggunaan biomarkers pada urin sekarang dapat digunakan untuk mengestimasi kadar apakah seseorang lebih banyak terpapar Second-Hand Smoke (SHS) atau THS berdasarkan rasio NNK dan nikotin ini. 

Hasil penelitian kemudian menunjukkan bahwa balita yang tinggal dengan perokok memiliki tingkat ratio NNK/nikotin yang lebih tinggi. Dengan kata lain, balita lebih banyak terpapar THS daripada SHS bila dibandingkan dengan orang dewasa. Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan ini, yaitu 1) Balita banyak melakukan aktivitas di lantai dimana THS terakumulasi; 2) Balita cenderung memasukkan mainan atau benda lainnya ke dalam mulut; 3) Balita bernapas lebih cepat dibanding orang dewasa sehingga meningkatkan paparan melalui pernapasan; dan 4) Balita memiliki kulit yang lebih tipis dan menyebabkan penyerapan THS melalui kulit lebih efektif. 

Apakah risiko kesehatan dari paparan THS bagi anak-anak? Pada tahun 2013, peneliti dari Lawrence Berkeley National Laboratory, Amerika Serikat menemukan bahwa THS menimbulkan kerusakan genetik signifikan pada sel-sel tubuh yang dapat menyebabkan mutasi gen dan menyebabkan kanker. Percobaan pada hewan juga menunjukkan bahwa paparan terhadap THS merupakan faktor penyebab masalah metabolisme, prediabetes, asma, hiperaktivitas, dan berat badan kurang pada bayi. 

Lalu, bagaimana perokok aktif maupun pasif dapat mengurangi risiko paparan THS pada anak-anak? Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, sebagai berikut:

  • Ciptakan lingkungan bebas asap rokok bagi anak-anak dengan merokok sejauh mungkin dari rumah dan tidak merokok di dalam mobil.
  • Pastikan aliran udara dan ventilasi di dalam rumah cukup baik.
  • Setelah merokok atau terpapar asap rokok, mandi dan mencuci rambut, atau minimal, menyikat gigi, mencuci tangan, dan mengganti baju yang dikenakan sebelum berinteraksi dengan anak-anak.
  • Jika memungkinkan, ganti furnitur, karpet, tirai dan benda-benda lainnya yang pernah terpapar asap rokok.
  • Sedapat mungkin menghindari interaksi dengan perokok serta aktivitas di area merokok.

Yuk, kita berikan lingkungan sehat bebas asap dan bebas kontaminasi residu!

Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5716630/ 

ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5716630/