Candle light dinner atau makan malam dengan cahaya lilin telah sejak lama menjadi standar momen romantis bersama orang tersayang. Meskipun trend candle light dinner ini sangat populer di hampir semua kalangan, namun apakah kamu tahu bahwa aktivitas romantis yang dilakukan ini juga berisiko untuk kesehatan? Berikut ini adalah beberapa bahaya lilin yang wajib kamu waspadai!
3 Bahaya Penggunaan Lilin
Berikut ini adalah resiko bahaya yang dapat timbul dari penggunaan lilin saat candle light dinner:
1. Gangguan Pernapasan yang Diakibatkan oleh Parafin
Pada lilin ditemukan parafin yang merupakan limbah minyak bumi yang secara kimiawi diputihkan dan dihilangkan baunya yang kemudian dibuat menjadi lilin. Saat melakukan proses pembakaran, lilin akan melepaskan senyawa organik volatil (volatile organic compounds atau VOCs) beracun ke udara yang dihasilkan dari bahan kimia.
Beberapa senyawa kimia berbahaya tersebut adalah aseton, benzena, dan toluene yang bisa menjadi senyawa karsinogen dan senyawa-senyawa ini bisa memicu kanker. Lilin yang terbuat dari parafin akan memancarkan kadar benzena yang rendah ketika tidak menyala.
Beberapa produk lilin lain seperti lilin aromaterapi menggunakan sumbu yang terbuat dari bahan logam yang dibalut atau dililit dengan kapas. Hal ini menjadikan hasil pembakaran lilin aromaterapi memicu masalah paru-paru seperti gangguan pernapasan.
Baca Juga: Sudah Benarkah Masker Pelindung Polusi Udara yang Anda Gunakan
2. Bahan Pewarna Sintetis
Sebagian besar lilin, apalagi lilin aromaterapi menggunakan pewangi dan pewarna sintetis yang merupakan bahan kimia berbahaya. Hasil pembakaran bahan kimia pada lilin mengeluarkan VOCs yang mudah menguap pada suhu ruangan.
Formaldehida, limonene, benzena, toluena, dan ester adalah serentetan senyawa kimia yang bisa menyebabkan masalah kesehatan. Mulai dari pusing, sakit kepala, alergi pernapasan, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), hingga kanker.
Baca Juga: Efek Asap Rokok pada Hewan Peliharaan
3. Berpotensi menimbulkan gangguan pada ibu hamil dan janin
Sangat tidak disarankan untuk melakukan candle light dinner bersama pasangan ketika sedang hamil. Penggunaan lilin, bahkan lilin aromaterapi sekalipun dapat menimbulkan risiko ksehatan dan mempengaruhi pertumbuhan janin di dalam kandungan.
Janin yang terpapar asap hasil pembakaran lilin dan wangi yang dihasilkan dari zat kimia akan meningkatkan resiko pada pertumbuhan otak janin.
Baca Juga: Masih Belum Yakin Jika Rokok Elektronik Miliki Risiko Kesehatan yang Lebih Rendah Daripada Rokok?
Zat Kimia Berbahaya pada Lilin
Sebuah penelitian yang dipresentasikan pada pertemuan nasional American Chemical Society di tahun 2009 menyatakan bahwa lilin beraroma yang berbahan dasar zat kimia parafin mengeluarkan toksin yang dapat menyebabkan kanker. Pasalnya, parafin yang ada pada lilin dibuat dari minyak bumi sehingga harus dicampur dengan toluena dan bensol agar bisa menjadi lilin beraroma yang biasa kita nikmati pada saat melakukan candle light dinner.
Toluena dan bensol yang ada pada lilin ini adalah dua bahan yang mengandung senyawa karsinogen yang telah terbukti dapat memicu sel kanker pada tubuh. Bahan campuran toluena yang ada pada lilin sangat berbahaya karena dapat memicu kerusakan DNA dan menyerang sistem saraf utama dalam tubuh manusia.
Kedua bahan di atas juga ditemukan pada asap solar dan rokok, sehingga berisiko kesehatan, yang dampaknya sama pada saat menghirup asap knalpot kendaraan berbahan bakar diesel atau saat mengisap asap rokok.
Bahaya lilin lainnya adalah keberadaan partikel karbon tidak murni di udara. Pembakaran tidak sempurna yang terjadi saat kita menyalakan lilin menghadirkan partikel karbon tidak murni dalam jumlah besar, serta membuat kita terpapar kandungan Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs).
PAHs adalah karsinogen yang juga dapat ditemukan pada TAR hasil pembakaran rokok. Paparan terhadap PAHs telah terbukti terhubung dengan meningkatnya mutasi genetik dan cacat DNA. Bahkan, studi terhadap 500.000 warga Amerika di 116 kota yang berbeda membuktikan bahwa terpapar partikel karbon tidak murni dalam waktu lama meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru serta kanker jantung.
Risiko Penggunaan Lilin Aromaterapi
Bagaimana dengan lilin aromaterapi yang kerap kita nikmati di rumah untuk menciptakan atmosfir romantis bersama pasangan? Selain mengandung parafin dan menghasilkan PAHs, lilin aromaterapi juga kerap mengandung limonene. Meski aman untuk digunakan sebagai perasa makanan, penelitian dari Universitas York menemukan bahaya laten dari senyawa yang digunakan untuk memberi aroma ini. Saat terekspos pada ozon di udara, satu dari dua partikel molekul limonene bermutasi menjadi formaldehida.
Konsentrasi tinggi formaldehida di ruangan tertutup untuk jangka waktu yang cukup lama dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan, salah satunya kanker. Maka mulai sekarang, alangkah baiknya jika kita lebih teliti memilih lilin yang akan kita gunakan untuk menciptakan momen romantis bersama pasangan.
Baca Juga: Perbedaan Perokok Aktif dan Perokok Pasif yang Harus Kamu Tahu!