Perjalanan Tembakau Alternatif sebagai Pengganti Rokok
Dari bangasawan Prancis hingga Roro Mendut, inilah perjalanan produk tembakau alternatif hingga sekarang.
Dari bangasawan Prancis hingga Roro Mendut, inilah perjalanan produk tembakau alternatif hingga sekarang.
Produk tembakau alternatif seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik, dan kantung nikotin, merupakan produk yang mengandung nikotin. Hanya saja, selama ini, nikotin identik dengan rokok, sehingga ada mispersepsi bahwa nikotin penyebab penyakit seperti kanker. Lembaga Kesehatan Nasional Inggris (NHS) dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (US FDA) mencoba meluruskan mispersepsi tersebut.
Meski kampanye anti-rokok terus digaungkan, jumlah perokok di Indonesia tetap tinggi—mencapai 60 juta orang. Menurut mantan Direktur WHO, Prof. Tikki Pangestu, hal ini disebabkan oleh penolakan terhadap pendekatan pengurangan risiko, kebijakan yang terlalu fokus pada larangan, dan misinformasi soal produk alternatif. Ia menilai pendekatan yang terlalu ideologis justru menghambat upaya kesehatan masyarakat, terutama di negara berkembang yang membutuhkan solusi lebih pragmatis.
Head of Medical Community Alodokter, Alni Magdalena menjelaskan bahwa bagi perokok yang kesulitan untuk berhenti, konsep pengurangan risiko melalui penggunaan produk tembakau alternatif dapat menjadi solusi, setidaknya untuk mengurangi paparan TAR.
72 ilmuwan dan kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan nikotin meminta World Health Organization (WHO) dan para pemangku kepentingan untuk mengambil pendekatan yang lebih positif dan terbuka terhadap teknologi dan inovasi baru yang dapat menjadi solusi bagi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh rokok.
Melihat manfaat berhenti merokok pada wajah, tentu semakin banyak perokok yang ingin mencoba berhenti merokok. Namun memang tidak dapat dimungkiri bahwa berhenti merokok secara total seringkali sulit dilakukan. Beruntung, bagi perokok yang menemui kesulitan seperti itu saat ini bisa menengok pendekatan harm reduction (pengurangan bahaya).
Nikotin adalah senyawa kimia alami yang bersifat adiktif dan ditemukan terutama pada tembakau. Meskipun sering dikaitkan dengan risiko merokok, kajian ilmiah menunjukkan bahwa bahaya terbesar berasal dari TAR dalam asap rokok akibat proses pembakaran. Memahami fakta nikotin dan pilihan seperti produk tembakau alternatif dapat membantu perokok dewasa mengurangi paparan zat berbahaya.
Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Prof. Dr. Erman Aminullah M.Sc menyebut bahwa pemanfaatan inovasi teknologi pada produk tembakau alternatif dapat menjadi salah satu solusi untuk menurunkan jumlah perokok di Indonesia. Seperti apa implementasinya?
Nikotin merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat pada rokok dan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin.
Polusi udara di Bali, khususnya di Denpasar masuk dalam tahap mengkhawatirkan. Beragam upaya dilakukan untuk memperbaiki hal ini, salah satunya dengan menjalankan filosofi Tri Hita Karana (THK) yang pada hakikatnya selalu menjaga keseimbangan alam.
Public Health England, sebuah divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial Inggris, kembali melakukan tinjauan penelitian di tahun 2018 untuk merangkum bukti ilmiah terkini sebagai dasar perumusan kebijakan dan regulasi pemerintah Inggris terkait rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar.
Rokok elektronik merupakan salah satu tipe produk tembakau alternatif yang mulai meningkat popularitas dan penggunaannya di Indonesia. Meskipun begitu, kurangnya edukasi dan informasi membuat terjadinya mispersepsi di masyarakat. Bahkan, beragam mitos pun bermunculan seputar rokok elektronik.
Pembatasan aktivitas luar ruang selama pandemi Covid-19 menjadikan rumah sebagai pusat segala aktivitas, termasuk merokok. Ini cara yang bisa dilakukan agar rumah bebas dari asap rokok dan partikelnya.
Ketua Asosiasi Ritel Vape Indonesia, Fachmi Kurnia Firmansyah mendorong penggunaan produk tembakau alternatif (PTA) sebagai upaya pengurangan bahaya untuk para perokok dewasa. PTA, sebagai produk penghantar nikotin tanpa proses pembakaran sehingga tidak menghasilkan TAR atau partikel padat yang dihasilkan oleh rokok dibakar dan karsinogenik, merupakan satu contoh implementasi pengurangan bahaya. Fachmi juga mencontohkan pengurangan bahaya lainnya, yaitu penggunaan gula rendah kalori dan beras merah untuk pengidap penyakit diabetes.
Third-Hand Smoke lebih berisiko terhadap balita. Hasil penelitian menunjukkan, balita yang tinggal Bersama perokok, memiliki tingkat ratio nikotin yang lebih tinggi. Hal ini disebabkan beragam faktor, salah satunya balita sering bermain di area THS terakumulasi.
Asosiasi pelaku usaha produk tembakau alternatif menolak sejumlah pasal terkait tembakau dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 karena akan mematikan industri yang tergolong baru dan didominasi oleh usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
Tidak seperti negara-negara maju yang berhasil mengurangi jumlah perokok, negara-negara berkembang seperti Indonesia, justru mengalami peningkatan. Berkaca pada negara maju yang berhasil menekan jumlah perokok, bagaimana strategi jitu yang harusnya dilakukan pemerintah?
Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa efektif produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, dan produk terapi pengganti nikotin, dalam membantu perokok untuk berhenti total dari kegiatan merokok. Seperti apa hasilnya? Mana yang lebih efektif? Simak infografik berikut.
Hasil survei internal yang dilakukan oleh KABAR pada bulan Juli 2019 lalu menunjukkan bahwa tidak adanya regulasi merupakan salah satu faktor yang membuat perokok ragu dan enggan untuk beralih ke produk tembakau alternatif. Regulasi seperti apa yang diperlukan? Dan mengapa ini penting?
Edukasi mengenai produk tembakau alternatif dinilai penting untuk membantu perokok dewasa berhenti merokok. Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia, Wiratna Eko Indra Putra, menekankan perlunya kolaborasi lintas sektor agar informasi yang disampaikan bersifat seimbang dan berbasis bukti. Ia menyoroti misinformasi yang menyamakan risiko produk alternatif dengan rokok konvensional, padahal kajian dari Cochrane Library yang dipublikasikan pada 29 Januari 2025—melibatkan 29.044 perokok dewasa dalam 90 studi ilmiah—menunjukkan bahwa produk seperti rokok elektronik memiliki risiko yang jauh lebih rendah dan efektif sebagai alat bantu berhenti merokok.
Pembahasan mengenai nikotin terus bergulir hangat. Ada banyak pro dan kontra yang menyelimuti anggapan terhadap senyawa kimia alami ini.
Pemerintah diharapkan untuk bersikap terbuka terhadap hasil kajian ilmiah dari produk Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan snus. Dengan begitu, pemerintah dapat menyampaikan informasi yang akurat kepada publik mengenai produk yang merupakan hasil dari pengembangan inovasi dan teknologi ini.
Ketua Umum Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto, mengatakan, seluruh pelaku usaha wajib memberikan edukasi kepada publik agar penggunaan produk tembakau alternatif hanya ditujukan bagi perokok dewasa.
Berbicara pada acara Asia Harm Reduction Forum 2021, Prof. Dr. drg. Achmad Syawqie, M.S. menjelaskan bahwa negara-negara di kawasan Asia, seperti Indonesia dan Filipina, dapat mengedepankan penggunaan produk tembakau alternatif untuk menghadapi tantangan besar dalam menurunkan angka perokok.
Swedia tercatat sebagai salah satu negara dengan prevalensi perokok dewasa terendah di dunia, yakni di bawah lima persen. Hal ini memunculkan perhatian terhadap metode Tobacco Harm Reduction (THR) yang disebut-sebut turut berkontribusi dalam pencapaian tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengatakan bahwa nikotin yang secara alami ditemukan di tanaman tembakau menjadi penyebab terjadinya ketergantungan terhadap rokok. Tetapi nikotin ternyata lebih dari sekadar itu. Temukan fakta selengkapnya tentang nikotin!
Pada akhir Agustus lalu diadakan Asia Harm Reduction Forum ke-3 di Seoul, Korea Selatan. Pertemuan rutin tahunan ini diadakan sebagai ajang diskusi dan membangun relasi antar akademisi, praktisi kesehatan, pembuat kebijakan, dan konsumen di Asia mengenai penanganan masalah pengurangan risiko tembakau.
Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN) dan pelaku usaha di industri rokok elektronik untuk mencegah penyalahgunaan narkoba. Kerja sama ini diyakini akan mempersempit celah oknum yang memanfaatkan cairan rokok elektronik untuk mengedarkan narkoba.
Prevalensi perokok telah terbukti menurun di berbagai negara maju seperti Inggris yang menerapkan pendekatan pengurangan risiko pada aktivitas merokok (harm reduction). Dengan 90 juta perokok pada tahun 2016 silam, bagaimana baiknya pemerintah menekan prevalensi perokok?
Profesor Tikki Pangestu, mantan Direktur Riset Kebijakan Penelitian dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menekankan pentingnya kebijakan berbasis ilmiah dan analisis rasional untuk menurunkan prevalensi merokok di Indonesia yang mencapai 70 juta orang. Jepang dapat dijadikan contoh terkait keberhasilannya menerapkan produk tembakau alternatif.
Sebuah penelitian oleh Universitas Padjadjaran, Indonesia, mengungkap bagaimana merokok dan vaping memengaruhi kesehatan gusi. Studi ini melibatkan 15 peserta yang dibagi menjadi non-perokok, perokok, dan pengguna vape. Selama 21 hari, peserta tidak membersihkan gigi bawah mereka untuk mengamati perubahan peradangan gusi. Mengejutkannya, perokok menunjukkan peradangan gusi (gingivitis) yang lebih sedikit dibandingkan non-perokok dan pengguna vape. Hal ini menunjukkan bahwa merokok dapat menyembunyikan penyakit gusi yang sebenarnya. Pengguna vape menunjukkan respons gusi yang mirip dengan non-perokok, menunjukkan bahwa vaping memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah bagi kesehatan gusi dibandingkan merokok.
Menjalankan filosofi Tri Hita Karana (THK) yang menekankan keseimbangan alam, dapat juga kita lakukan dengan mudah di rumah. Hal ini berguna untuk melindungi rumah dari polusi udara walaupun lahan yang dimiliki terbatas. Apa saja yang perlu dilakukan? Simak artikel menarik berikut.
Siapa yang tidak doyan makanan enak? Makanan adalah salah satu cara paling ampuh dan mudah untuk menghilangkan stres serta membantu kita merasa lebih bahagia.
Penggunaan produk tembakau alternatif untuk menurunkan prevalensi merokok dilakukan di Swedia. Berkat memanfaatkan produk tembakau alternatif, terutama snus atau kantong nikotin, tingkat kematian terkait konsumsi produk nikotin di Swedia jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara Eropa lainnya.
Pada 2018 lalu, produk tembakau alternatif telah secara resmi diakui keabsahannya di Indonesia. Namun, legalisasi tersebut tidak serta-merta diiringi dengan sosialisasi mengenai hak konsumen, terutama vape atau rokok elektronik sebagai produk paling populer & umum dikonsumsi di Indonesia.
Untuk mengurangi polutan yang dihasilkan dari aktivitas merokok, tentu cara paling baik adalah dengan tidak merokok sama sekali atau berhenti bagi yang sudah merokok. Namun, jika tidak bisa berhenti total, perokok bisa mempertimbangkan untuk menggunakan produk tembakau alternatif.
Ketua Asosiasi Retail Vape Indonesia (Arvindo), Fachmi Kurnia, mendesak pemerintah untuk meninjau kembali aturan kemasan polos rokok yang menyamakan semua merek. Menurutnya, kebijakan ini dapat menghambat peralihan konsumen ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dan mendorong maraknya produk illegal karena tidak adanya diferensiasi visual dan identitas dagang.
Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti, Trubus Rahadiansyah, mengatakan keberadaan regulasi bagi produk tembakau alternatif akan mendorong pertumbuhan industri sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru.
TAR sebenarnya tidak hanya dapat merusak kinerja paru-paru. Zat-zat kimia berbahaya yang ada di dalamnya dapat masuk ke dalam aliran darah Anda dan tersebar ke berbagai organ lainnya. Ditambah lagi, TAR juga merupakan penyebab gigi dan jari perokok menguning. Cari tahu apa yang dimaksud dengan TAR melalui artikel berikut ini agar #JadiLebihPaham
Asap knalpot berwarna putih yang dihasilkan karena oli yang masuk ke dalam ruang bakar dan terbakar bersama dengan bensin ternyata sangat berbahaya bagi kesehatan dan kondisi mesin kendaraan bermotor!
Penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti dari berbagai universitas di Yunani ini bertujuan untuk memahami tingkat adopsi dan penggunaan rokok elektronik di provinsi Attica, Yunani.
Asap rokok dihasilkan dari proses pembakaran rokok dan menghasilkan lebih dari 7.000 zat kimia berbahaya, termasuk TAR yang bersifat karsinogenik atau dapat memicu kanker serta merupakan penyebab utama banyak penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok. Oleh karena itu, asap rokok memiliki profil risiko yang tinggi bagi para perokok. Mari kita bahas secara lebih lanjut mengenai dampak asap rokok terhadap kesehatan perokok dan cara untuk mengurangi risikonya di artikel ini.
Pro dan kontra banyak terjadi seputar penggunaan rokok elektronik. Sebagian masyarakat menganggap rokok elektronik lebih sehat, dan sebagian lainnya mengganggap sama seperti rokok konvensional. Bagaimana sebenarnya emisi yang dihasilkan rokok elektronik? Benarkah berbeda dari rokok konvensional?
Ketika perokok mendapatkan informasi lengkap dan risiko Kesehatan dari setiap produk nikotin, maka perokok lebih terdorong meninggalkan rokok. Saat perokok meninggalkan rokok konvensional, kualitas hidup perokok, keluarga, lingkungan social serta Kesehatan masyarakat pun akan meningkat.
Akademisi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran (Unpad), Amaliya, menjelaskan penerapan sistem pemanasan pada produk tembakau alternatif menghasilkan uap sehingga bebas TAR saat digunakan oleh konsumen.
Artikel ini memberikan gambaran tentang HPTL dan struktur cukai yang dikenakan padanya. Cukai Hasil Tembakau (CHT) ini menjadi salah satu komponen penerimaan negara sehingga memiliki peran penting dan strategis. CHT turut dikenakan pada Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL), sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 198/PMK.010/2020 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau.
Tim peneliti dari berbagai universitas di Amerika Serikat melakukan tinjauan penelitian untuk memahami potensi Alternative Nicotine Delivery Systems (ANDS) atau produk penghantar nikotin alternatif dalam upaya pengendalian tembakau.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada (UGM) Satria Aji Imawan menjelaskan, produk tembakau alternatif telah terbukti memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok, karena tidak melalui proses pembakaran dalam penggunaannya.
Ahli toksikologi sekaligus dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga (UNAIR), Shoim Hidayat, menjelaskan TAR berbeda jauh dengan nikotin, khususnya dari sisi bahaya yang ditimbulkan. TAR adalah zat kimia dan partikel padat yang dihasilkan dari proses pembakaran pada rokok, ungkapnya. Mengacu kepada National Cancer Institute Amerika Serikat, TAR mengandung berbagai senyawa karsinogenik yang dapat memicu kanker paru-paru, emfisema, atau penyakit lainnya. Di sisi lain, Shoim mengatakan nikotin tidak bersifat karsinogenik. Nikotinpun dapat ditemukan pada beberapa tanaman lainnya selain tembakau, seperti kentang, terong dan tomat.
Penelitian ini melakukan pengujian untuk membandingkan kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) yang dihasilkan dari lima aktivitas memasak yang berbeda di Cina.