Left arrow Kembali

Bahaya Mengonsumsi Daging Asap

Siapa yang tidak doyan makanan enak? Makanan adalah salah satu cara paling ampuh dan mudah untuk menghilangkan stres serta membantu kita merasa lebih bahagia.

Siapa yang tidak doyan makanan enak? Makanan adalah salah satu cara paling ampuh dan mudah untuk menghilangkan stres serta membantu kita merasa lebih bahagia. Sayangnya, tak semua makanan aman untuk kita konsumsi. Salah satunya adalah daging asap. Meski sangat enak, daging asap ternyata mengandung senyawa karsinogen yang dapat menyebabkan kanker.

Senyawa karsinogen ini hadir akibat proses pengasapan. Asap dari pembakaran mengandung Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs), kumpulan senyawa kimia berbahaya. Senyawa PAHs ini berpindah ke daging selama proses pengasapan terjadi. PAHs dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru, kanker kulit, dan kanker kandung kemih. Tak hanya itu, paparan terhadap PAHs dalam waktu lama juga dapat menyebabkan mutasi genetik dan kecacatan DNA. Pembakaran tidak sempurna dalam proses pengasapan daging asap juga membuat daging asap mengandung benzo(a)pyrene (BaP). BaP merupakan salah satu dari senyawa PAHs yang paling berbahaya. Senyawa karsinogen ini berperan besar dalam proses perubahan gen pada paru-paru dan menyebabkan kanker paru-paru yang mengancam nyawa.

Dibanding daging panggang dan daging bakar, daging asap bisa dibilang memiliki risiko paling tinggi. Riset yang dilakukan oleh Parada et al. terhadap 1.508 perempuan penderita kanker payudara menemukan bahwa mengonsumsi daging asap secara rutin dapat meningkatkan risiko kematian akibat kanker payudara hingga 23%. International Agency for Research on Cancer (IARC) juga menemukan hasil yang serupa. Berdasarkan analisa terhadap 800 penelitian yang dilakukan oleh 22 ahli dari 10 negara, ditemukan kesimpulan bahwa mengonsumsi daging asap secara rutin meningkatkan risiko kanker kolorektal (usus besar dan dubur) hingga 18%. Konsumsi 50 gram daging merah setiap hari juga meningkatkan risiko menderita kanker kolorektal, kanker pankreas, dan prostat. Akibatnya, IARC mengkategorikan daging merah sebagai probable carcinogen atau objek yang dapat menyebabkan kanker.

Meski begitu, penemuan baru Parker et al bisa jadi mengubah semua itu. Sebuah eksperimen dengan menggunakan filter zeolite berhasil menurunkan tingkat BaP dalam daging asap hingga 93%. Jika metode ini sukses diaplikasikan dalam skala besar, risiko kanker akibat konsumsi daging asap dapat berkurang secara signifikan. Namun hingga saat itu tiba, ada baiknya kita berusaha menjaga pola makan kita dan membatasi konsumsi daging, terutama daging asap, secara berlebihan.

Sumber: www.acs.org
academic.oup.com
www.ncbi.nlm.nih.gov
www.atsdr.cdc.gov
www.ncbi.nlm.nih.gov