Left arrow Kembali

Produk Tembakau Alternatif: Antara Inovasi dan Regulasi

Menjelang World No Tobacco Day 2025 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyerukan pelarangan dan pembatasan ketat terhadap rokok elektronik dan produk tembakau alternatif dengan profil risiko lebih rendah lainnya. Namun, pendekatan ini dinilai dapat menghambat penurunan prevalensi merokok global. Data membuktikan, penggunakan produk tembakau alternatif di Eropa menunjukkan hasil positif.

Oleh: Michael Landl, Direktur World Vapers’ Alliance, 29 Mei 2025

Ringkasan Utama

Menjelang World No Tobacco Day 2025 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) kembali menyerukan pelarangan dan pembatasan ketat terhadap rokok elektronik dan produk tembakau alternatif dengan profil risiko lebih rendah lainnya. Namun, pendekatan ini dinilai dapat menghambat penurunan prevalensi merokok global. Data membuktikan, penggunakan produk tembakau alternatif di Eropa menunjukkan hasil positif.

Fakta Ilmiah Terkini

  • Cochrane Review 2024 menyimpulkan bahwa rokok elektronik (vape) adalah salah satu metode paling efektif untuk membantu perokok berhenti, dengan peluang sukses 50% lebih tinggi dibandingkan terapi pengganti nikotin konvensional (NRT)
  • Public Health England dan Royal College of Physicians menegaskan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan hingga 95% lebih rendah dibandingkan rokok konvensional, terutama terkait risiko kanker, penyakit jantung, dan paru-paru.
  • Data Eurobarometer dan WHO Eropa menunjukkan bahwa negara-negara yang mengadopsi kebijakan pengurangan risiko mencatat penurunan prevalensi merokok lebih cepat. Contoh: prevalensi merokok di Uni Eropa rata-rata masih 23%, dan Swedia sudah mencapai 4,5% pada 2024.

Contoh Keberhasilan di Eropa

Negara Strategi Utama Keberhasilan
Swedia Legalisasi snus, vaping, kantong nikotin Prevalensi merokok hanya 4,5% (terendah di Eropa)
Yunani Regulasi berbasis pengurangan risiko(harm reduction): penjualan dan penggunaan diatur namun proporsional memperhatikan profil risiko Penurunan prevalensi merokok sebesar 6 poin dalam 3 tahun terakhir
Republik Ceko Produk alternatif diintegrasikan dalam strategi pengendalian tembakau nasional Survei Eurobarometer mencatat penurunan 7 poin dalam 5 tahun

Tantangan Global

Meskipun data menunjukkan keberhasilan penerapan pendekatan pengurangan risiko, WHO masih berprinsip untuk terus menyuarakan pelarangan atau pembatasan ketat produk alternatif. . Hal ini dikhawatirkan akan menunda pencapaian target pengurangan prevalensi merokok secara global dan berpotensi membuat para perokok dewasa enggan beralih ke produk yang terbukti lebih baik secara sains.

“Inovasi menyelamatkan nyawa. Regulasi berbasis risiko dan edukasi publik yang seimbang adalah kunci menuju generasi bebas rokok.”— Michael Landl

Relevansi untuk Indonesia

Indonesia masih memiliki lebih dari 69 juta perokok, menjadikannya salah satu negara dengan prevalensi tertinggi di dunia. Pendekatan pengendalian tembakau berbasis pengurangan risiko, seperti di Swedia dan Republik Ceko, dapat menjadi referensi penting dalam pembuatan kebijakan pengendalian tembakau. Regulasi yang mendukung inovasi, penegakan hukum untuk mencegah penyalahgunaan, serta edukasi publik yang berimbang dapat membantu perokok dewasa beralih ke opsi lebih baik, yakni produk alternatif dengan profil risiko yang lebih rendah.

https://www.brusselstimes.com/1598385/the-whos-anti-vaping-stance-is-undermining-europes-fight-against-smoking