Kepopuleran produk tembakau alternatif kian meroket di sejumlah negara maju, seperti Inggris, Jepang, dan Selandia Baru, karena dinilai memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok. Hal ini dapat disimpulkan karena produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, bekerja melalui proses pemanasan, sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR yang berbahaya bagi kesehatan.
Dengan terbuka lebarnya akses informasi yang akurat serta adanya dukungan dari pemerintah melalui penerbitan regulasi yang mendukung pemanfaatan produk tembakau alternatif, di negara-negara maju tersebut perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok dapat memiliki akses untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok.
Terdapat beberapa jenis produk tembakau alternatif yang tersedia di pasar, seperti rokok elektronik (vape), produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Produk-produk ini memiliki bahan baku utama dan cara penggunaan yang berbeda, namun semua produk tersebut tidak melalui proses pembakaran, sehingga memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan seringkali dikira tetap menghasilkan asap, seperti rokok. Namun faktanya tidak demikian. Kedua produk tersebut menghasilkan uap yang berasal dari proses pemanasan saat keduanya digunakan.
Tapi, apa sih perbedaan di antara kedua produk tembakau alternatif ini? Sekarang, kita bahas mengenai perbedaan rokok elektronik (vape) dan produk tembakau alternatif secara lebih mendalam yuk!
Quick Answer: Apa perbedaan rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan?
Perbedaan utama dari rokok elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan adalah dari bahan baku yang digunakan dalam proses pemanasan untuk menghantarkan nikotin. Rokok elektronik (vape) menggunakan liquid atau cairan yang mengandung nikotin yang bisa berasal dari ekstraksi tembakau ataupun diperoleh secara sintetis. Sedangkan produk tembakau yang dipanaskan menggunakan tembakau yang diolah secara khusus. Meski memiliki bahan baku yang berbeda, namun kedua produk ini sama-sama berfungsi dengan menggunakan perangkat elektronik khusus untuk memanaskan bahan baku tersebut untuk dapat menghantarkan nikotin bagi penggunanya dengan risiko yang jauh lebih rendah dari rokok
Baca Juga: Efek Asap Rokok pada Hewan Peliharaan
Apa itu Rokok Elektronik (Vape)?
Rokok elektronik atau yang dikenal dengan istilah vape merupakan salah satu produk tembakau alternatif yang cara kerjanya adalah melalui proses pemanasan liquid atau cairan yang dikandungnya.. Ketika digunakan, produk tersebut akan menghasilkan uap atau aerosol, bukan asap seperti pada rokok.
Liquid atau cairan yang digunakan oleh rokok elektronik atau vape umumnya memiliki kandungan nikotin, propilen glikol, perisa, dan bahan lainnya. Karena rokok elektronik atau vape bekerja dengan cara proses pemanasan, bukan pembakaran seperti rokok, maka rokok elektronik atau vape memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok.
Perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok dapat beralih ke rokok elektronik atau vape, atau juga produk tembakau alternatif lainnya agar dapat mengurangi risiko yang dihadapi dari kebiasaan merokoknya.
Baca Juga: Peneliti Jelaskan Perbedaan Kandungan Asap Rokok dan Uap Vape
Perangkat atau Alat Rokok Elektronik atau Vape
Rokok elektronik atau vape umumnya terdiri dari empat komponen, yaitu komponen penampung liquid atau cairan yang disebut kartrid atau pod, elemen pemanas, sumber listrik berupa baterai, dan corong yang digunakan untuk menghirup.
Perangkat atau alat ini bekerja dengan cara mengaktifkan pemanas bertenaga baterai yang bekerja untuk memanaskan liquid atau cairan yang berada di dalam kartrid atau pod. Pengguna kemudian menghirup uap atau areosol yang dihasilkan.
Kandungan Rokok Elektronik atau Vape
Cairan rokok elektronik atau vape biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, perisa, dan bahan lainnya.
Dilansir dari laman Hellosehat (https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/kandungan-liquid-vape/), propilen glikol termasuk ke dalam zat Volatile Organic Compound atau VOC yang merupakan senyawa organik yang mudah menguap. Propilen glikol adalah zat tambahan yang sering digunakan dalam proses pengolahan makanan.
Selanjutnya di laman Hellosehat (https://hellosehat.com/hidup-sehat/berhenti-merokok/kandungan-liquid-vape/) juga menyebutkan adanya kandungan gliserin dalam vape atau rokok elektronik. Gliserin ini juga kerap digunakan sebagai bahan tambahan dalam makanan.
Kemudian, kandungan selanjutnya adalah bahan perisa. Ada beragam rasa yang dapat ditawarkan dan tersedia untuk cairan rokok elektronik atau vape. Bahan perisa ini ditujukan untuk memberikan alternatif pilihan rasa yang sesuai dengan selera perokok untuk membantu mereka lebih mudah beralih.
Nikotin yang terkandung dalam cairan rokok elektronik atau vape bisa berasal dari ekstraksi tembakau ataupun diperoleh secara sintetis. Meskipun, nikotin dapat menyebabkan ketergantungan, namun nikotin bukan pemicu utama berbagai penyakit berbahaya terkait kebiasaan merokok. Sebaliknya, nikotin dapat menjadi kunci agar perokok yang kesulitan berhenti merokok dapat beralih ke rokok elektronik atau vape ataupun produk tembakau alternatif lainya.
Potensi Kelebihan Rokok Elektronik atau Vape
Berdasarkan hasil kajian ilmiah yang dilakukan di dalam dan di luar negeri, rokok elektronik terbukti memiliki risiko yang jauh lebih rendah daripada rokok. Oleh karena itu, produk tersebut dapat digunakan sebagai alternatif bagi perokok dewasa untuk beralih ke produk yang lebih risiko jika mereka kesulitan untuk berhenti merokok.
Produk ini dipercaya lebih rendah risiko daripada rokok karena penggunaan rokok elektronik atau vape hanya melalui proses pemanasan, sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit seperti pada rokok.
Apa itu Produk Tembakau yang Dipanaskan?
Produk tembakau yang dipanaskan atau heated tobacco product adalah salah satu jenis produk tembakau alternatif yang lebih rendah risiko dibandingkan rokok. Produk tembakau yang dipanaskan berfungsi dengan cara memanaskan tembakau yang diolah secara khusus dengan menggunakan perangkat elektronik untuk menghantarkan nikotin bagi penggunanya.
Berbeda dengan rokok, produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan asap, namun menghasilkan uap. Oleh karena itu, produk ini memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok. Produk ini juga sudah banyak diteliti oleh berbagai lembaga di mancanegara.
Bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok, maka mereka dapat beralih ke produk tembakau yang dipanaskan karena memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Baca Juga: Apa itu Perokok Pasif dan Apa Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif?
Kandungan Uap Produk Tembakau yang Dipanaskan
Dilansir dari kajian literatur Dosen Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Sho’im Hidayat, yang berjudul “Profil Kandungan dan Perbandingan Senyawa Kimia antara Aerosol dari Produk Tembakau yang Dipanaskan dengan Asap Rokok yang Dibakar” disimpulkan bahwa aerosol yang dihasilkan produk tembakau yang dipanaskan mengandung 90 persen partikel cair, bukan partikel padat seperti pada asap rokok. Selain itu, 75 persen kandungannya adalah air dan 25 persen lainnya terdiri dari nikotin (tiga persen), gliserol (10 persen), dan komponen lainnya.
Sedangkan pada asap rokok, profil kandungan yang dimiliki adalah air sebesar 31 persen, sementara 69 persen sisanya terdiri dari gliserol sebesar 5 persen, nikotin sebesar 4 persen, propilen glikol sebesar 3 persen, serta komponen lainnya yang mengandung banyak senyawa berbahaya dan berpotensi berbahaya, termasuk TAR alias kumpulan senyawa yang bersifat karsinogenik. Sejumlah senyawa yang dimiliki asap rokok ini tersusun dari partikel padat.
Berdasarkan perbedaan profil kandungan antara produk tembakau yang dipanaskan dan rokok, dapat diartikan bahwa produk tembakau yang dipanaskan memiliki kadar zat kimia berbahaya dan berpotensi berbahaya yang jauh lebih rendah daripada rokok. Oleh karena itu, perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok dapat beralih ke produk tembakau yang dipanaskan atau produk tembakau alternatif lainnya. Namun, yang perlu dipahami bahwa produk-produk tembakau alternatif ini tidak diperuntukkan bagi anak di bawah usia 18 tahun dan non-perokok.
Perangkat atau Alat Produk Tembakau yang Dipanaskan
Produk tembakau yang dipanaskan menggunakan perangkat elektronik yang didesain secara khusus untuk memanaskan batang tembakau. Ketika ingin digunakan, pengguna memasukkan tembakau yang telah diolah secara khusus ke dalam perangkat elektronik yang kemudian akan memanaskan tembakau tersebut untuk menghantarkan nikotin. Ketika dipanaskan, perangkat tersebut akan menghasilkan uap.
Karena proses yang dilalui hanya pemanasan saja, tidak seperti rokok yang melalui proses pembakaran, maka produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR yang dapat memicu berbagai penyakit terkait kebiasaan merokok.
Potensi Manfaat Produk Tembakau yang Dipanaskan
Menurut hasil kajian ilmiah yang dilakukan American University of Beirut (2018), produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan emisi Reactive Oxygen Species (ROS) dan senyawa karbon (carbonyl compound) yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok. Emisi produk tembakau yang dipanaskan mengandung ROS yang lebih rendah 85 persen dan carbonyl compound yang lebih rendah 77 persen dibandingkan kadar yang dihasilkan oleh rokok.
Jumlah atau kadar ROS berlebih dalam tubuh kerap dikaitkan dengan berbagai penyakit seperti kanker atau tumor ganas. Produk tembakau yang dipanaskan menghasilkan kadar ROS yang jauh lebih sedikit dibandingkan rokok sehingga berpotensi untuk mengurangi kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit yang berhubungan dengan kanker dan tumor ganas.
Terlebih, karena hanya melalui proses pemanasan, produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan TAR. TAR merupakan senyawa kimia yang bersifat karsinogenik dan dapat memicu munculnya penyakit kanker atau tumor ganas. Oleh karena itu, meski tidak bebas risiko sepenuhnya, namun produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok.
Selain itu, menurut kajian ilmiah oleh Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment/BfR), produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas atau tingkat perusakan zat terhadap organisme hingga 80-90 persen lebih rendah dibandingkan rokok.
Berdasarkan berbagai hasil kajian literatur dan ilmiah yang dilakukan di dalam dan di luar negeri, produk tembakau yang dipanaskan memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan rokok..
Rokok Elektronik/Vape atau Produk Tembakau yang Dipanaskan Sebagai Pilihan untuk Beralih dari Kebiasaan Merokok?
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada laporan GATS (Global Adult Tobacco Survey) tahun 2021 , jumlah perokok di Indonesia telah mencapai 69,1 juta orang dewasa. Jumlah ini sangat tinggi, bahkan Indonesia menduduki peringkat ketiga untuk jumlah perokok terbanyak di dunia, setelah Cina dan India.
Saat ini, Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk menekan masalah ini, namun upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang maksimal. Oleh karena itu, pemerintah harus bersikap terbuka terhadap berbagai perkembangan inovasi dan teknologi yang bisa membantu mengatasi masalah ini.
Salah satunya adalah dengan pemanfaatan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan, yang ditujukan bagi perokok dewasa yang kesulitan untuk berhenti merokok.
Belajar dari berbagai negara maju, seperti Inggris, Jepang, dan Selandia Baru, negara-negara tersebut telah berhasil mengurangi jumlah perokok di negaranya, dengan memanfaatkan dan memberikan akses kepada produk tembakau alternatif bagi perokok dewasa.
Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan, memiliki risiko yang jauh lebih rendah dibandingkan rokok karena hanya melalui proses pemanasan sehingga tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR. Berbeda dari rokok, produk-produk tersebut melalui proses pemanasan yang menghasilkan uap, bukan melalui proses pembakaran yang menghasilkan asap.
Jadi Mana yang Lebih Baik Apakah Rokok Elektronik/Vape atau Produk Tembakau yang Dipanaskan?
Pilihan terbaik bagi para perokok dewasa adalah dengan berhenti dari kebiasaan merokok secara sepenuhnya. Namun, jika perokok dewasa merasa kesulitan untuk behenti, maka mereka bisa beralih ke beragam produk tembakau alternatif yang sama-sama bertujuan mengurangi risiko dibandingkan dengan merokok. Produk-produk tembakau alternatif tersebut misalnya produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik atau vape, atau kantong nikotin.
Dengan beralih, perokok dewasa dapat mengurangi risiko yang dapat dihadapinya dari kebiasaan merokok. Tidak hanya bagi dirinya sendiri, peralihan ke produk tembakau alternatif tersebut juga dapat berdampak bagi orang-orang di sekitar pengguna dan lingkungannya.
Produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR yang dapat menyebabkan kanker dan meningkatkan risiko untuk mengidap berbagai penyakit terkait kebiasaan merokok. Kedua jenis produk tembakau alternatif tersebut bekerja dengan melalui proses pemanasan sehingga hanya menghasilkan uap.
Namun, yang perlu dipahami adalah produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan, hanya ditujukan bagi perokok dewasa dan bukan untuk anak di bawah usia 18 tahun dan non-perokok.