Left arrow Kembali

Rokok Elektronik vs. Tembakau Dipanaskan: Apa Bedanya?

Perkembangan produk tembakau alternatif terus bertumbuh pesat. Setelah rokok elektronik, kini hadir produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar. Lalu, apa saja persamaan dan perbedaan antara rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar?

Perkembangan produk tembakau alternatif terus bertumbuh pesat. Setelah rokok elektronik, kini hadir produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar (heat-not-burn). Lalu, apa saja persamaan dan perbedaan antara rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar?

Dimasz Jeremia, Pembina Asosiasi Vaper Indonesia (AVI), menjelaskan persamaan dari keduanya adalah perannya sebagai alat pengantar nikotin. Persamaan lainnya, hasil penggunaan dari kedua produk tersebut tidak menghasilkan asap, yang lazimnya terdapat pada rokok konvensional.

Vape dan heat-not-burn tidak ada asap, karena tidak ada pembakaran. Yang ada adalah aerosol atau uap. Pembakaran (rokok) ini biang kerok karena mengandung bahan kimia yang orang tidak tahu,” katanya ketika dihubungi wartawan pada Selasa, (2/7).

Adapun perbedaan mendasar antara rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar yakni pada jenis tembakau dan proses kerjanya. Pada rokok elektronik, bahan bakunya berupa cairan nikotin yang merupakan hasil dari ekstraksi tembakau. Cairan tersebut dipanaskan oleh atomizer atau sistem pemanas di dalam rokok elektronik. Meski mengandung nikotin, rokok elektronik tidak mengandung TAR karena cairan nikotin tersebut diproses dengan cara dipanaskan, bukan dibakar. 

Sedangkan pada produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, batang tembakau dipanaskan pada titik maksimal 350 derajat Celcius. Dengan alat tersebut, tembakau yang dipanaskan menghasilkan nikotin dalam bentuk uap sehingga tidak menghasilkan karbon monoksida dan zat karsigonen lainnya seperti yang terdapat dalam TAR pada rokok konvensional.  

Sejumlah kajian ilmiah pun memaparkan bahwa rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok. Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu mengeluarkan penelitian yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018.” Hasil penelitian itu memaparkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95 persen lebih rendah daripada rokok konvensional.

Dimasz juga menjelaskan rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar merupakan salah satu alternatif bagi perokok untuk beralih dari rokok konvensional. “Dari sisi risiko, rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar tidak sebesar rokok,” tegasnya.

Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) sekaligus anggota Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR), Amaliya, menambahkan sejumlah negara kini sudah merekomendasikan rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar sebagai salah satu alternatif untuk menekan jumlah perokok.

“Inggris, Kanada, Selandia Baru dan Jepang. Keempat negara tersebut merekomendasikan para perokok aktif dewasa untuk beralih ke rokok elektronik atau heat-not-burn yang rendah risiko,” tutupnya.