Left arrow Kembali

Produk Tembakau Alternatif Bisa jadi Solusi Tekan Jumlah Perokok

Produk tembakau alternatif, dinilai sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah perokok. Sebuah kajian ilmiah dari Georgetown University Medical menemukan bahwa 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini melalui penggunaan produk tembakau alternatif.

Jumlah perokok di Indonesia diprediksi akan terus meningkat. Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, dinilai sebagai salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah perokok. Data dari Tobacco Atlas yang diterbitkan American Cancer Society bersama World Health Organization serta Vital Strategies memprediksi jumlah perokok di Indonesia akan meningkat sebanyak 24 juta jiwa dari 2015-2025 mendatang. Kementerian Kesehatan pun menyebutkan jumlah perokok aktif saat ini sebesar 60 juta jiwa.

Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Hasbullah Thabrany, menuturkan angka perokok di Indonesia harus diturunkan. Untuk menurunkannya, diperlukan adanya dukungan dari keluarga dan beralih ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko kesehatan lebih rendah. "Keluarga terdekat haruslah terlibat dan harus dimulai sedini mungkin. Selain itu, alternatif seperti konsep Tobacco Harm Reduction yang mengajukan produk alternatif seperti heat-not-burn dan electronic nicotine delivery systems (ENDS) juga bisa mengurangi efek buruk ini," kata Hasbullah.

Berdasarkan kajian ilmiah dari Georgetown University Medical yang bertajuk "Potential Deaths Averted in USA by Replacing Cigarettes with E-Cigarettes" dan dipublikasikan dalam Jurnal Tobacco Control, menemukan bahwa diperkirakan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini melalui penggunaan produk tembakau alternatif. 

Hal ini semakin menegaskan bahwa produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok dan menjadi salah satu solusi untuk berhenti merokok secara bertahap. Senior Project Manager Bali Tobacco Control Initiative (BTCI), Putu Ayu Swandewi menambahkan, angka perokok di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan. Setiap tahunnya diperkirakan ada 200 ribu kematian yang diakibatkan oleh rokok. "Kami sangat perlu untuk semakin meningkatkan upaya mencegah kebiasaan merokok," tegasnya.

Di Asia, beragam cara dilakukan untuk mengurangi jumlah perokok, seperti kampanye kesehatan, aturan pajak yang memberatkan perokok hingga metode "cold turkey", yaitu berhenti secara total. Namun hasilnya tidak signifikan. Putu Ayu menilai produk tembakau alternatif bisa menjadi solusi untuk menekan angka perokok. Hal ini berdasarkan hasil riset Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 lalu yang berjudul "Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018" yang menyatakan produk tembakau alternatif 95 persen lebih rendah risiko dibandingkan rokok konvensional.

Sumber: Jpnn.com, 15 Februari 2019