Akademisi dari Fakultas Kesehatan Gigi Universitas Padjadjaran, Dr. Amaliya mengatakan produk tembakau alternatif sudah selayaknya dikedepankan menjadi opsi bagi perokok dewasa untuk mendapatkan nikotin lantaran telah terbukti secara kajian ilmiah memiliki profil risiko yang lebih rendah.
Hal ini juga dibuktikan melalui kajian klinis yang dilakukan Amaliya bersama Dr. drg. Agus Susanto, serta drg. Jimmy Gunawan, dengan tajuk Respon Gusi Pada Pengguna Vape (Rokok Elektronik) Saat Mengalami Peradangan Gusi Buatan (Gingivitas Experimental).
“Hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengguna rokok elektronik yang telah berhenti dari merokok menunjukkan perbaikan kualitas gusi yang sama seperti yang dialami oleh non-perokok. Artinya, kondisi pertahanan gusi pengguna rokok elektronik telah kembali normal,” kata Dr. Amaliya, Minggu (18/6).
Dengan fakta tersebut, pemerintah seharusnya memaksimalkan produk ini untuk menurunkan prevalensi merokok sekaligus meningkatkan perbaikan kesehatan publik.
Oleh karena itu, produk tembakau alternatif dinilai bisa menjadi solusi komplementer dari berbagai program dan upaya yang telah dijalankan pemerintah selama ini.
“Melihat bukti-bukti ilmiah yang ada, pemerintah harus bersikap lebih terbuka untuk dapat melihat profil risiko yang dimiliki oleh produk tembakau alternatif dan memanfaatkannya secara optimal,” terang Dr. Amaliya.
Baca Juga: Perbedaan Profil Risiko: Rokok vs. Vape (Rokok Elektronik)