Left arrow Kembali

Rokok Elektronik dan Evolusi Pengurangan Bahaya Tembakau: Apa Kata Sains?

Bahaya utama rokok tidak berasal dari nikotin, tetapi dari proses pembakaran tembakau yang menghasilkan tar, seperti karbon monoksida, dan ribuan toksikan penyebab penyakit. Karena itu, hadirnya rokok elektronik pada 2003 menjadi inovasi penting: perangkat ini menghantarkan nikotin tanpa pembakaran, sehingga mengurangi paparan zat berbahaya secara signifikan.

Meskipun tidak bebas risiko, penelitian mengenai roko elektronik dari Laporan National Academies of Sciences (2018) menegaskan bahwa rokok elektronik “secara signifikan lebih tidak berbahaya dibanding rokok bakar,” berdasarkan analisis toksikologi dan biomarker paparan. Pengguna rokok elektronik menunjukkan penurunan konsentrasi zat berbahaya yang berkaitan dengan penyakit akibat merokok.

Terlepas dari bukti ilmiah yang semakin jelas, persepsi publik masih tertinggal. Hanya sebagian kecil perokok mengetahui bahwa rokok elektronik lebih berpotensi rendah risiko, dan misinformasi sering memperkuat anggapan bahwa semua produk nikotin sama berbahayanya. Studi populasi bahkan menunjukkan bahwa pembatasan ketat terhadap rokok elektronik dapat berdampak tidak diinginkan—mengurangi akses ke alternatif yang lebih rendah risiko dan mendorong perokok tetap menggunakan rokok bakar.

Dalam konteks kesehatan masyarakat, menyediakan alternatif nikotin yang tidak dibakar menjadi salah satu peluang untuk mengurangi dampak penyakit akibat rokok, terutama bagi perokok dewasa yang kesulitan berhenti melalui metode konvensional. Tantangannya adalah memastikan regulasi, komunikasi mengenai risiko, dan edukasi publik yang selaras dengan bukti ilmiah yang terus berkembang.

Relevansi untuk Indonesia

Dengan tingginya angka perokok, akses dan edukasi yang benar tentang produk nikotin yang tidak dibakar (non-combustion) bisa menjadi peluang nyata untuk menurunkan penyakit akibat rokok. Kebijakan dan komunikasi publik harus berbasis bukti ilmiah agar benar-benar menjawab kebutuhan kesehatan masyarakat Indonesia.

  • Pesko, M. F., Hartmann-Boyce, J., Fung, R. Y. L., & Benowitz, N. L. (2025). E-cigarettes in historical context—Innovation, risk, and regulation. JAMA Health Forum, 6(10), e254629. https://doi.org/10.1001/jamahealthforum.2025.4629
  • National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2018). Public health consequences of e-cigarettes. Washington, DC: The National Academies Press. https://doi.org/10.17226/24952