Left arrow Kembali

Bukti Ilmiah dari Negara yang Berhasil Menurunkan Angka Merokok

Data global menunjukkan bahwa penurunan prevalensi merokok tidak lagi secepat dekade sebelumnya. Namun beberapa negara terbukti mampu menurunkan konsumsi rokok jauh lebih cepat melalui penerapan pendekatan Tobacco Harm Reduction (THR) dan regulasi yang jelas terhadap produk nikotin yang tidak melalui proses pembakaran (non-combustion).

Swedia adalah contoh paling kuat. Analisis terbaru menunjukkan bahwa prevalensi merokok nasional telah turun ke kisaran sekitar 5%, sejalan dengan pemanfaatan snus dan kantung nikotin sebagai alternatif yang diatur dan dikomunikasikan secara proporsional kepada publik.

Jepang menunjukkan pola serupa: sebuah studi 2024 melaporkan penurunan penjualan rokok lebih dari 50% dalam delapan tahun, bertepatan dengan adopsi luas produk tembakau dipanaskan (HTP).

Selandia Baru melakukan pengaturan yang proporsional untuk rokok elektronik (‘e-cigarette’ atau ‘vape’) dengan menitikberatkan kepada faktor risiko yang menjadi pembeda terhadap peraturan rokok konvensional. Pembedaan pengaturan tersebut mendorong penurunan merokok secara terukur. 

Terdapat pola konsisten yang muncul dari ketiga negara tersebut, di antaranya: akses terhadap produk nikotin tanpa pembakaran yang memiliki standar mutu; informasi terkait adanya pengurangan profil risiko secara akurat dibandingkan rokok konvensional ; serta dukungan dari pemerintah melalui regulasi yang proporsional untuk mendukung perokok dewasa beralih ke alternatif yang lebih baik.

Pendekatan ini menunjukkan bahwa inovasi dan pendekatan pengurangan bahaya tembakau dapat mempercepat penurunan merokok secara stabil dan mengurangi beban kesehatan masyarakat.

  • Ramström L. “If there had been no snus in Sweden: the impact of snus on mortality attributable to smoking.” Harm Reduction Journal 2024;21:176.
  • Sjödin E et al. “Thirty-six-year trends (1986-2022) in cigarette smoking and snus use in Sweden.” BMJ Open 2024;14:e088162.
  • Levy DT et al. “Evaluating trends in cigarette and HTP use in Japan and their relation to smoking.” Tobacco Control 2024;34(5):659-667.