Left arrow Kembali

Ketua APVI: Produk Tembakau Alternatif Bukan untuk Remaja dan Non-Perokok

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Budiyanto, menegaskan bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin hanya ditujukan bagi perokok dewasa sebagai opsi berisiko lebih rendah. Ia menegaskan bahwa produk tembakau alternatif tidak ditujukan untuk remaja atau non-perokok. Riset APVI dengan BRIN menunjukkan kandungan zat berbahaya pada produk ini lebih rendah dibandingkan rokok konvensional, sementara studi internasional dengan empat juta responden di AS, Kanada, dan Eropa Barat membuktikan kekhawatiran bahwa rokok elektronik memicu remaja merokok tidak berdasar, justru diikuti penurunan prevalensi merokok pada kelompok muda. APVI berkomitmen terus mengedukasi publik dan mendorong regulasi seimbang demi perlindungan kelompok rentan.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Budiyanto, menegaskan bahwa anggapan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik menjadi pintu masuk bagi remaja untuk mulai merokok tidak didukung bukti ilmiah.

Sebaliknya, produk tersebut ditujukan untuk perokok dewasa yang ingin mengurangi konsumsi rokok konvensional.

“Penting bagi kita semua membedakan antara persepsi dan fakta berbasis bukti ilmiah. Produk tembakau alternatif secara desain dan tujuan utamanya ditujukan untuk perokok dewasa. Bukan untuk remaja atau non-perokok,” ujar Budiyanto dilansir dari Kontan, Kamis (29/5/2025).

Budiyanto menyebut APVI bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam meneliti profil risiko produk tembakau alternatif.

Hasilnya sejalan dengan riset internasional yang menyatakan produk ini memiliki kandungan senyawa toksik lebih rendah dibandingkan rokok.

Riset BRIN meneliti 9 zat berbahaya yang menurut World Health Organization (WHO) harus dibatasi.

Hasilnya, beberapa zat seperti benzene, benzo[a]pyrene, NNN, dan NNK bahkan tidak ditemukan dalam produk tembakau alternatif.

“Ini bukan berarti produk tembakau alternatif bebas risiko, tetapi risikonya lebih rendah dan harus digunakan secara bertanggung jawab,” jelas Budiyanto.

Riset Jadi Bahan Edukasi dan Regulasi

APVI berencana memanfaatkan hasil riset BRIN untuk program edukasi publik, terutama bagi perokok dewasa yang ingin beralih dari rokok konvensional.

“Kami ingin memastikan bahwa hasil riset tidak berhenti sebagai dokumen akademik saja, tapi bisa menjadi masukan konkret bagi pemerintah dalam membentuk regulasi yang ideal,” ujarnya.

APVI mendorong regulasi berbasis bukti ilmiah yang tetap melindungi kelompok rentan seperti anak-anak dan non-perokok, tanpa mengabaikan potensi manfaat produk ini bagi perokok dewasa.

Budiyanto juga mengutip hasil tinjauan sistematis bertajuk Electronic cigarettes and subsequent cigarette smoking in young people yang terbit Januari 2025.

Studi itu menganalisis 123 penelitian dengan sekitar 4 juta peserta berusia di bawah 29 tahun di AS, Kanada, dan Eropa Barat.

Kesimpulannya, tidak ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif seperti vape, HTP, atau kantong nikotin mendorong kebiasaan merokok konvensional.

 

https://regional.kompas.com/read/2025/05/29/183042078/apvi-produk-tembakau-alternatif-bukan-untuk-remaja-dan-non-perokok