Left arrow Kembali

Studi Percontohan: Peradangan Gusi pada Perokok vs Pengguna Rokok Elektronik (Vape)

Sebuah penelitian oleh Universitas Padjadjaran, Indonesia, mengungkap bagaimana merokok dan vaping memengaruhi kesehatan gusi. Studi ini melibatkan 15 peserta yang dibagi menjadi non-perokok, perokok, dan pengguna vape. Selama 21 hari, peserta tidak membersihkan gigi bawah mereka untuk mengamati perubahan peradangan gusi. Mengejutkannya, perokok menunjukkan peradangan gusi (gingivitis) yang lebih sedikit dibandingkan non-perokok dan pengguna vape. Hal ini menunjukkan bahwa merokok dapat menyembunyikan penyakit gusi yang sebenarnya. Pengguna vape menunjukkan respons gusi yang mirip dengan non-perokok, menunjukkan bahwa vaping memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah bagi kesehatan gusi dibandingkan merokok.

Fakta Penting:

  • Merokok bisa menutupi tanda-tanda peradangan gusi, yang dikenal sebagai "efek masking". Akibatnya, karena gejala peradangan gusi tidak terlihat, diagnosis dan pengobatan menjadi sulit dilakukan.
  • Pada pengguna vape, peradangan gusi tetap terjadi, mencerminkan kondisi kesehatan gusi yang sebenarnya.
  • Gingivitis atau pembengkakan gusi adalah mekanisme pertahanan tubuh terhadap plak bakteri yang menempel pada permukaan gigi, penting untuk melindungi rongga mulut dari serangan bakteri.
  • Berhenti total tetap menjadi pilihan terbaik bagi perokok dewasa, namun metode pengurangan bahaya tembakau ini bisa diterapkan untuk perokok dewasa yang kesulitan berhenti total dengan menekan faktor risiko kesehatannya.

https://www.researchgate.net/publication/372562159_Volume_16_Number_2_2023_Page_726_Suppression_of_Gingival_Inflammation_in_Smokers_but_not_in_Vapers_during_an_Experimental_Gingivitis_A_Pilot_Study