Metodologi dan Temuan Utama
Penelitian ini dilakukan oleh tim dari University College London yang tergabung dalam SPECTRUM Consortium dan dipublikasikan di JAMA Network Open. Data dikumpulkan dari Smoking Toolkit Study di Inggris selama periode 2006–2024, melibatkan lebih dari 25.094, dan untuk orang dewasa yang setidaknya mencoba satu kali berhenti merokok dalam 12 bulan terakhir.
Sebanyak 55,8% responden menggunakan setidaknya satu bentuk intervensi perilaku, dengan mayoritas hanya mengandalkan satu produk (86%). Sejak 2013, rokok elektronik mulai menggantikan terapi pengganti nikotin sebagai metode paling populer. Pada survei 2023–2024, rokok elektronik tetap mendominasi (40,2%), diikuti oleh kantong nikotin (3,1%) dan produk tembakau yang dipanaskan (0,7%).
Siapa yang Paling Sukses Berhenti?
Tingkat keberhasilan tertinggi dilaporkan oleh pengguna:
- Kantong nikotin: 30,1%
- Produk tembakau yang dipanaskan: 29,9%
- Aplikasi smartphone: 28,0%
- Rokok elektronik/vape: 23,9%
- Situs web berhenti merokok: 23,4%
Seberapa Efektif Produk Bebas Asap?
Analisis statistik menunjukkan bahwa:
- Kantong nikotin dan produk tembakau yang dipanaskan memiliki peluang tertinggi untuk berhasil beralih dari kebiasaan merokok
- Diikuti oleh rokok elektronk/vape
- Menggunakan lebih dari satu intervensi juga meningkatkan peluang sukses
Catatan
Perlu dicatat bahwa studi ini bersifat observasional—artinya hanya menunjukkan hubungan, bukan sebab-akibat. Durasi keberhasilan berhenti juga tidak dijelaskan secara rinci.
Kesimpulan
Produk bebas asap seperti rokok elektronik/vape dan tembakau yang dipanaskan menunjukkan hasil menjanjikan dalam membantu perokok beralih. Meski studi lanjutan tetap dibutuhkan, bukti terbaru ini memperkuat argumen bahwa pendekatan berbasis risiko bisa menjadi bagian penting dari kebijakan pengendalian tembakau.