Left arrow Kembali

PAHs dalam PM2.5: Dampak Metode Memasak di Cina

Penelitian ini melakukan pengujian untuk membandingkan kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) yang dihasilkan dari lima aktivitas memasak yang berbeda di Cina.

Penelitian ini melakukan pengujian untuk membandingkan kandungan senyawa Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAHs) yang dihasilkan dari lima aktivitas memasak yang berbeda di Cina. Senyawa PAHs adalah salah satu partikulat udara yang sangat halus (berdiameter kurang dari 2.5 mikrometer – PM2.5) yang dapat meningkatkan risiko penyakit dan kematian yang berhubungan dengan kardiovaskuler, sistem pernapasan, dan kanker. Beberapa poin dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Dari lima aktivitas memasak yang diteliti, temuan total kandungan senyawa PAHs dari yang tertinggi hingga terendah adalah: menggoreng di kafetaria (783 ± 499 ng/m3) memanggang daging dengan arang (420 ± 191 ng/m3), memanggang ikan dengan arang (210 ± 105 ng/m3)merebus pada jajanan pinggir jalan (202 ± 230 ng/m3) dan merebus di kafetaria (150 ± 65 ng/m3). 
  • Indeks PAHs yang bersifat karsinogenik ditemukan lebih tinggi pada masakan yang menggunakan minyak dibanding air.
  • Penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor utama yang memengaruhi tingkat emisi PAHs yang dihasilkan adalah: metode memasak, kandungan lemak dari bahan mentah, penggunaan minyak, dan bahan bakar yang digunakan. Semakin banyak asap yang dihasilkan dari metode memasak maka semakin tinggi risiko kesehatan yang ditimbulkan.

Sumber: Li, Y. C., Qiu, J. Q., Shu, M., Ho, S. S. H., Cao, J. J., Wang, G. H., ... & Zhao, X. Q. (2018). Characteristics of polycyclic aromatic hydrocarbons in PM 2.5 emitted from different cooking activities in China. Environmental Science and Pollution Research, 25(5), 4750-4760.