Left arrow Kembali

Emisi Obat Nyamuk Bakar dan Implikasinya bagi Kesehatan

Penelitian ini melakukan uji emisi untuk menentukan tingkat partikel halus (partikulat berdiameter <2.5 mikrometer - PM2.5), senyawa polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), volatile organic compounds (VOCs), aldehida, dan keton dari hasil pembakaran obat nyamuk bakar dan implikasinya bagi kesehatan.

Penelitian ini melakukan uji emisi untuk menentukan tingkat partikel halus (partikulat berdiameter <2.5 mikrometer - PM2.5), senyawa polycyclic aromatic hydrocarbons (PAHs), volatile organic compounds (VOCs), aldehida, dan keton dari hasil pembakaran obat nyamuk bakar dan implikasinya bagi kesehatan. Poin-poin dalam penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Temuan dari uji emisi menunjukkan bahwa konsentrasi polutan yang dihasilkan obat nyamuk bakar telah jauh melampaui standar kualitas udara yang sehat. Ditemukan pula banyak senyawa VOCs, formaldehida, serta aseltadehida yang bersifat karsinogenik.
  • Pembakaran satu buah obat nyamuk selama 8 jam di dalam ruangan seluas 50 m3 akan menghasilkan:
    • Jumlah partikulat udara PM2.5 enam kali lebih tinggi dari standar PM2.5 yang diperbolehkan dalam standar kualitas udara nasional Amerika Serikat (National Ambient Air Quality Standard - NAAQS).
    • Jumlah partikulat udara PM2.5 yang sama dengan pembakaran 75 – 137 batang rokok.
    • Kadar emisi formaldehida yang sama dengan pembakaran 51 batang rokok.
  • Studi ini menyimpulkan bahwa paparan terhadap asap dari pembakaran obat nyamuk memiliki potensi risiko kesehatan baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti iritasi mata, gangguan pernapasan, penyakit paru, hingga kanker.