Left arrow Kembali

Sudah Benarkah Masker Pelindung Polusi Udara yang Anda Gunakan

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), setiap tahunnya sekitar 6,5 juta kematian terjadi karena polusi udara. Untuk melindungi diri dari polusi udara, masker dipercaya oleh banyak orang Ketika beraktivitas di luar. Namun, apakah penggunaan masker sudah cukup efektif?

Masker menjadi produk yang sangat penting di dalam kehidupan kita pada saat ini. Di tengah pandemi COVID-19, semua orang diwajibkan menggunakan masker saat beraktivitas, khususnya di luar rumah. Masker tidak hanya untuk melindungi diri kita dari penyebaran virus ini saja, tetapi juga berguna melindungi diri dari polusi. Itulah mengapa Anda harus mengetahui apakah penggunaan masker pelindung polusi udara yang digunakan sudah benar atau belum.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 6,5 juta kematian setiap tahun berkaitan dengan masalah kesehatan akibat polusi udara. Selain karena pandemi, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi diri dari polusi udara di sekitar kita. 

Baca Juga: Bahaya Asap Knalpot Berwarna Putih Pada Kendaraan Bermotor Bagi Mesin dan Kesehatan

Memilih Masker yang Tepat

Polusi udara dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan tubuh kita. Melindungi diri dari paparan polusi udara merupakan hal penting demi menjaga kesehatan. Namun apakah penggunaan masker sudah tepat dan efektif dalam mengurangi bahaya paparan polusi udara?

Ada beberapa hal yang harus dipastikan dari penggunaan dan pemilihan masker anti polusi yang tepat ketika Anda beraktivitas di luar ruangan.

1. Bahan & Tingkat Filter Masker

Saat ini tersedia berbagai jenis masker. Tingkat memfilter masing-masing jenis masker pun berbeda-beda. Masker yang baik setidaknya mampu menyaring 95% partikel polutan udara PM2.5 

Untuk masker beda sekali pakai yang sekarang banyak dijual, sebenarnya tidak mampu melindungi diri dari polutan udara PM2.5 itu. Anda dapat memilih masker N95 yang memang terbukti menyaring 95% partikel udara agar polutan udara tidak dapat langsung masuk ke paru-paru secara masif. Jadi, perhatikan bahan dan tingkat filter masker Anda agar dapat menghalau partikel polutan udara dan menjadi anti debu.

Baca Juga: Asap Knalpot vs. Asap Rokok, Apa Dampaknya Bagi Paru-Parumu?

2. Kesesuaian dengan Wajah

Terkadang ada orang yang tidak mengetahui bagaimana cara menggunakan masker dengan benar. Akhirnya masker tersebut tidak menempel secara sempurna pada wajah. Sudah jelas efeknya adalah fungsi masker menjadi tidak bekerja dengan baik.

Sebaiknya Anda memilih masker yang memiliki panel pas atau dapat dengan mudah disesuaikan kontur wajah. Jangan sampai masker hanya menjadi tempelan saja tanpa memberikan fungsi perlindungan yang nyata.

3. Aktivitas Pengguna

Aktivitas dari pengguna masker juga harus disorot karena dapat memengaruhi efektivitas masker. Kebocoran dari sisi penutup masker saat beraktivitas dapat mencapai lebih dari 60%, khususnya ketika masker tidak menempel sempurna pada wajah.

Baca Juga: Apa Akibat Asap Rokok Pada Binatang Peliharaan Anda?

Perbandingan Pengujian Model Masker untuk Polusi Udara

Penelitian tentang Quantifying the Health Benefits of Face Masks and Respirators to Mitigate Exposure to Severe Air Pollution yang dirilis oleh AGU memberikan hasil bahwa masker N95 menjadi pilihan terbaik karena memenuhi standar aturan jika dibandingkan dengan pilihan masker lainnya.

Penggunaan N95 di wilayah Washington, Amerika Serikat pada tahun 2012 diperkirakan mampu mengurangi pasien yang dirawat akibat masalah pernapasan karena asap kebakaran hutan hingga 39%. Sebaliknya, masker kain hanya menawarkan perlindungan terbatas terhadap polusi udara karena efisiensi penyaringan yang cenderung buruk. 

Kesimpulan yang dapat diambil adalah kita harus menggunakan masker pelindung polusi yang benar dalam aktivitas sehari-hari. Lebih bagus lagi jika menggunakan masker yang terbukti mampu menghalau partikel polutan udara dengan optimal. Hal ini juga merupakan bagian dari konsep pengurangan risiko atau harm reduction. Kita memang tidak bisa selamanya menjadi diri secara penuh dari bahaya pencemaran udara, namun setidaknya pengurangan risiko dapat menjadi solusi terbaik pada saat ini.

Tertarik untuk lebih mengenal konsep harm reduction? Simak artikel lengkapnya agar Anda #JadiLebihPaham.

Source: AGU