Sekretaris Aliansi Vaper Indonesia (AVI), Wiratna Eko Indra Putra, menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi mengenai produk tembakau alternatif sebagai alat bantu bagi perokok yang ingin berhenti merokok.
Ia menilai, kolaborasi antara berbagai pihak diperlukan untuk menghadirkan informasi yang seimbang dan transparan, khususnya bagi perokok dewasa yang kesulitan menghentikan kebiasaan merokok.
"Kolaborasi antara regulator, peneliti, dan komunitas kesehatan sangat diperlukan untuk menyampaikan informasi yang seimbang dan transparan dengan fokus utama pada perokok dewasa yang kesulitan berhenti, supaya mereka bisa mempertimbangkan transisi ke produk yang dirasa lebih baik," ujar Wiratna dilansir dari Antara, Jumat (25/4/2025).
Wiratna menambahkan, informasi yang menyamakan risiko produk tembakau alternatif dengan rokok konvensional perlu diluruskan melalui kajian ilmiah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.
Menurutnya, misinformasi tersebut dapat menimbulkan ketidakpercayaan di kalangan perokok dewasa sehingga menghambat akses mereka terhadap alternatif yang lebih rendah risiko.
"Padahal beberapa studi menunjukkan bahwa meskipun rokok elektronik tidak sepenuhnya bebas risiko, secara umum risikonya jauh lebih rendah dibandingkan dengan rokok, sehingga keterlambatan beralih ke produk ini justru menghambat potensi pengurangan dampak kesehatan," kata Wiratna.
Ia mengutip temuan dari Cochrane Library, basis data medis internasional, yang menyatakan bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik termasuk metode paling efektif dalam membantu perokok beralih dari kebiasaan merokok.
"Produk alternatif yang di dalamnya termasuk produk tembakau yang dipanaskan dan kantong nikotin disebut tidak memaparkan bahan kimia berbahaya yang menjadi sumber berbagai penyakit dari kebiasaan merokok," katanya.
Kajian tersebut dipublikasikan pada 29 Januari 2025 dan mencakup 90 studi ilmiah yang dilakukan antara 2021 hingga Februari 2024, dengan melibatkan lebih dari 29.044 perokok dewasa.