Saat berbicara mengenai kebiasaan merokok, pasti ada kata nikotin di pembahasannya. Nikotin adalah senyawa organik bersifat adiktif yang sering kali menjadi perhatian utama ketika membahas masalah merokok.
Secara ilmiah, nikotin termasuk dalam golongan alkaloid yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan nitrogen. Selain bersifat adiktif, nikotin juga bersifat stimulan ringan dan dapat membantu penggunanya menjadi lebih fokus. Nikotin dapat menyebabkan efek ketergantungan, namun penting untuk menyadari bahwa nikotin bukanlah pemicu utama dari penyakit berbahaya yang terkait dengan kebiasaan merokok.
Untuk mengetahui lebih lanjut terkait nikotin, KABAR mengumpulkan tiga fakta menarik tentang nikotin yang mungkin belum diketahui oleh Kawan KABAR. Yuk cek fakta-fakta berikut ini!
Apa itu Nikotin?
Nikotin adalah senyawa kimia organik yang dihasilkan secara alami oleh berbagai macam tumbuhan, seperti tembakau, terung, kentang, dan tomat. Senyawa ini bersifat stimulan dan adiktif, sehingga dapat menimbulkan efek ketergantungan. Nikotin dapat ditemukan dalam berbagai produk, seperti rokok, produk tembakau alternatif, dan terapi pengganti nikotin. Meskipun sering kali dikaitkan dengan rokok, nikotin bisa didapatkan melalui produk tembakau alternatif yang tidak melibatkan proses pembakaran, sehingga mengurangi risiko kesehatan yang terkait dengan asap rokok.
Fakta Nikotin yang Belum Diketahui Banyak Orang:
1. Nikotin terdapat pada tanaman lain selain tembakau
Nikotin adalah senyawa kimia alami yang paling dikenal ditemukan pada tanaman tembakau. Namun, banyak orang yang belum tahu bahwa nikotin juga terdapat dalam tanaman lain selain tembakau. Tanaman yang termasuk dalam keluarga Solanaceae—juga dikenal sebagai keluarga nightshade (terung-terungan)—mengandung nikotin, meskipun dalam jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan tembakau. Tanaman-tanaman ini sering kali kita konsumsi sehari-hari tanpa menyadari kandungan nikotinnya. Yuk, mari kita ulik lebih dalam mengenai tanaman mengandung nikotin yang umum untuk dikonsumsi ini.
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dan dilansir dari detik.com, nikotin juga dapat ditemukan pada tanaman seperti tomat, kentang, dan terong, yang semuanya merupakan bagian dari keluarga Solanaceae. Meskipun tanaman ini mengandung nikotin, jumlahnya sangat kecil sehingga konsumsi makanan tersebut tidak bersifat adiktif dan tetap memberikan manfaat kesehatan berkat kandungan vitamin dan nutrisi lainnya. Nikotin dalam konteks ini tidak menyebabkan ketergantungan, berbeda dengan tembakau yang mengandung lebih banyak nikotin.
Keluarga terung-terungan (Solanaceae)
Banyak yang tidak menyadari bahwa nikotin tidak hanya terdapat pada rokok dan produk tembakau, tetapi juga ditemukan pada sejumlah tanaman lain yang sering dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman-tanaman ini, meskipun mengandung nikotin, memiliki kadar yang sangat rendah dan tidak memberikan efek adiktif seperti nikotin dalam rokok atau produk tembakau lainnya. Kehadiran nikotin dalam makanan ini umumnya tidak menimbulkan efek ketergantungan.
Sebagian besar dari tanaman ini termasuk dalam keluarga Solanaceae, atau yang dikenal sebagai keluarga terung-terungan. Beberapa contoh tanaman yang termasuk dalam keluarga ini adalah tomat, kentang, terong, dan paprika. Meski mengandung nikotin dalam jumlah kecil, tanaman-tanaman ini lebih dikenal karena kandungan nutrisi lainnya, seperti vitamin, mineral, dan antioksidan, yang memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh.
Kembang kol
Kembang kol ternyata mengandung 3,8 mikrogram nikotin per gram. Artinya, jika Anda mengonsumsi sekitar 263,4 gram kembang kol, jumlah nikotin yang masuk ke tubuh Anda setara dengan paparan nikotin yang didapatkan ketika berada di dalam ruangan bersama perokok aktif selama tiga jam. Meski kedengarannya mengejutkan, jumlah nikotin dalam kembang kol sangat kecil dibandingkan dengan produk tembakau, sehingga tidak akan memberikan efek adiktif seperti nikotin yang terkandung dalam rokok. Oleh karena itu, mengonsumsi kembang kol tidak perlu dikhawatirkan terkait efek ketergantungannya.
Selain itu, kembang kol merupakan salah satu sayuran yang sangat menyehatkan dan kaya akan nutrisi. Kembang kol mengandung vitamin C, vitamin K, serat, dan antioksidan yang dapat mendukung kesehatan jantung, memperkuat sistem kekebalan tubuh, serta melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas. Jika dikonsumsi, kembang kol dapat memberikan banyak manfaat kesehatan.
Kentang
Kentang adalah makanan pokok di banyak negara, dan seperti tomat, kentang juga mengandung nikotin. Namun, jumlah nikotin dalam kentang sangat kecil, sehingga tidak menimbulkan efek adiktif. Kentang memberikan kontribusi yang signifikan dalam asupan kalori harian banyak orang, tapi perannya sebagai sumber nikotin sering kali tidak diketahui.
Tomat
Meskipun tomat mengandung nikotin, kadar nikotin yang ada sangat rendah dan tidak memberikan efek yang sama seperti nikotin dalam produk tembakau. Tomat menjadi salah satu sumber nikotin alami dalam pola makan kita, namun jumlahnya tidak cukup signifikan untuk menimbulkan efek adiktif.
Tomat kaya akan vitamin C dan antioksidan yang memberikan berbagai manfaat kesehatan. Konsumsi tomat secara teratur dapat mendukung sistem kekebalan tubuh, melindungi sel-sel dari kerusakan oksidatif, serta berperan dalam menjaga kesehatan jantung.
Paprika Hijau
Sayuran sehat seperti paprika hijau ternyata juga mengandung nikotin. Tapi, jumlahnya sangat kecil sehingga membuatnya tidak bahaya bagi tubuh. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan di The New England Journal of Medicine, satu porsi paprika hijau hanya mengandung sekitar 7 nanogram nikotin, jauh di bawah jumlah nikotin dari sebatang rokok.
Meski kadar nikotin dalam tanaman-tanaman ini sangat rendah, jejak senyawa tersebut tetap ada. Bahkan, nikotin dalam tomat dan kentang diyakini dapat terdeteksi dalam tubuh manusia setelah dikonsumsi, meskipun tidak memberikan efek ketergantungan yang sama seperti pada tanaman tembakau. Kandungan nikotin dalam tanaman-tanaman ini tentu saja tidak cukup tinggi untuk menimbulkan ketergantungan seperti yang ditemukan pada tembakau.
Penemuan bahwa nikotin juga terdapat dalam makanan sehari-hari ini menambah wawasan kita tentang seberapa luas penyebaran senyawa ini di alam.
2. Nikotin bersifat adiktif
Nikotin adalah zat kimia yang terkandung dalam golongan alkaloid yang bersifat basa dan mengandung atom karbon, hidrogen, dan nitrogen. Nikotin bersifat stimulan. Dalam tubuh manusia, nikotin dapat meningkatkan mekanisme tubuh, terutama yang berkaitan dengan fungsi kewaspadaan dan pemrosesan isyarat, ketajaman memori, konsentrasi, dan perhatian dalam jangka pendek.
Ketika nikotin berikatan dengan reseptor di otak, nikotin tersebut akan melepaskan dopamin, suatu senyawa kimiawi di otak yang dapat meningkatkan suasana hati, seperti perasaan senang dan bahagia. Banyak perokok merasa nikotin membantu mereka mengatasi tekanan emosi, sehingga meningkatkan sifat memicu ketergantungan dari senyawa ini.
Baca Juga: Tobacco Harm Reduction, Strategi Mengurangi Bahaya Rokok
Memahami pendekatan Pengurangan Bahaya Tembakau sangat penting mengingat tingginya prevalensi perokok di Indonesia, di mana penggunaan produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektronik dapat mengurangi risiko kesehatan.
3. Nikotin tidak memicu tumbuhnya sel-sel kanker dari asap rokok
Sampai saat ini, masih banyak orang yang salah paham bahwa zat nikotin merupakan salah satu zat yang dapat menyebabkan kanker karena bersifat karsinogenik. Anggapan itu tidak tepat karena yang memicu pertumbuhan sel kanker pada kebiasaan merokok adalah zat berbahaya TAR.
Pemicu utama dari penyakit-penyakit yang sering dihubungkan dengan merokok, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung, adalah TAR, zat berbahaya yang dihasilkan dari proses pembakaran. TAR bersifat karsinogenik dan dapat menempel pada paru-paru dan menyebabkan kerusakan pada sel-sel tubuh. TAR juga dapat menempel dalam waktu yang lama bahkan setelah rokok dimatikan pada tubuh, rambut, dan benda-benda di lingkungan sekitar, sehingga tidak hanya membahayakan sang perokok, tetapi juga orang-orang di sekitarnya.
Seiring berjalannya waktu, banyak inovasi yang dilakukan untuk menciptakan pilihan yang lebih baik untuk menghantarkan nikotin dengan risiko yang lebih rendah. Beralih ke pilihan yang lebih baik seperti rokok elektrik/elektronik (vape) dan produk tembakau yang dipanaskan dapat menjadi alternatif lebih rendah risiko bagi perokok dewasa yang masih tetap ingin menggunakan produk nikotin. Pilihan-pilihan ini, yang tidak melalui proses pembakaran dan tidak menghasilkan TAR, sehingga mengurangi risiko penyakit berbahaya terkait dengan kebiasaan merokok. Dengan cara menghantarkan nikotin melalui proses pemanasan sehingga lebih rendah risiko dibandingkan proses pembakaran, pilihan-pilihan ini dapat membantu perokok dalam transisi menuju gaya hidup yang lebih rendah risiko.
Kajian ilmiah yang dilakukan Public Health England, atau lembaga yang saat ini bernama UK Health Security Agency, pada tahun 2018 yang berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products 2018” mengatakan, pilihan-pilihan yang lebih baik, seperti vape dan produk tembakau dipanaskan, telah diperkenalkan sebagai pilihan yang memiliki risiko lebih rendah karena tidak melibatkan proses pembakaran.
Baca Juga: Hasil Riset Rokok Elektronik di Inggris
Efek Nikotin pada Tubuh
Nikotin memiliki efek kuat dan bersifat stimulan terhadap tubuh manusia. Mengkonsumsi nikotin dapat menimbulkan berbagai dampak, tergantung pada dosis nikotin yang dikonsumsi dan kondisi sistem saraf individu. Efek ini bisa bervariasi dari peningkatan kewaspadaan hingga sensasi rileks.
Pilihan Produk Tembakau Alternatif yang Lebih Baik Sebagai Solusi untuk Mengurangi Risiko dari Kebiasaan Merokok
Riset yang dilakukan University College London (UCL) menemukan penggunaan produk alternatif bisa membantu sekitar 50 ribu perokok setiap tahun untuk meninggalkan kebiasaan menghisap asap hasil pembakaran rokok dengan beralih ke pilihan yang menghasilkan uap.
Dari hasil penelitian tersebut, Anda bisa menyimpulkan bahwa produk tembakau alternatif merupakan salah satu solusi yang sangat efektif untuk mengurangi risiko bagi perokok dewasa yang masih ingin menggunakan produk nikotin karena tidak melalui proses pembakaran yang menghasilkan TAR.
Seperti yang sudah diketahui bahwa TAR merupakan zat berbahaya dari pembakaran yang bersifat karsinogenik dan merupakan pemicu utama penyakit terkait kebiasaan merokok yang dapat menempel lama pada benda-benda di sekitarnya dan membahayakan orang-orang di sekitar perokok.
Meskipun nikotin bisa menyebabkan ketergantungan, penting untuk dipahami bahwa nikotin bukanlah penyebab utama penyakit terkait merokok. Dengan menggunakan pilihan yang lebih baik yang tidak melalui proses pembakaran, risiko kesehatan bagi perokok dan orang di sekitarnya dapat berkurang secara signifikan karena tidak menghasilkan TAR.
Konklusi: Pentingnya Memahami Nikotin untuk Mengurangi Bahaya Merokok
Meskipun nikotin bersifat adiktif, penting bagi perokok untuk memahami bahwa menghindari TAR dalam asap rokok bisa menjadi langkah yang signifikan dalam memperbaiki kesehatan mereka. Dengan informasi yang tepat dan pilihan yang lebih baik, diharapkan perokok dapat membuat keputusan yang lebih bijak mengenai kebiasaan mereka
Penting untuk memahami bahwa risiko terbesar dari merokok bukan berasal dari nikotin, melainkan dari TAR dan zat berbahaya lainnya yang dihasilkan oleh proses pembakaran. TAR adalah senyawa berbahaya yang menempel di paru-paru dan benda-benda di sekitar perokok, menciptakan risiko tambahan bagi orang-orang di sekitar yang terkena asap rokok. Inilah sebabnya mengapa TAR menjadi perhatian utama dalam risiko kesehatan terkait akibat merokok.
Pilihan yang lebih baik, seperti rokok elektronik (e-cigarettes atau vape) dan produk tembakau yang dipanaskan, menawarkan alternatif yang lebih aman. Walaupun tetap mengandung nikotin, produk ini tidak melalui proses pembakaran yang oleh karenanya tidak menghasilkan TAR, sehingga secara signifikan mengurangi risiko penyakit terkait kebiasaan merokok seperti kanker paru-paru dan gangguan kardiovaskular. Selain itu, produk ini juga lebih ramah bagi orang-orang di sekitar perokok, karena tidak menempel pada permukaan dan tidak menimbulkan paparan TAR yang terhirup oleh orang lain.
Dengan memahami perbedaan risiko antara nikotin dan TAR, serta keuntungan menggunakan produk tembakau alternatif, diharapkan Anda dapat membuat keputusan yang lebih bijak terkait kebiasaan merokok.
Mau tahu fakta nikotin lainnya? Simak terus artikel Kabar agar Anda #JadiLebihPaham tentang zat yang satu ini.