“Banyak perokok dewasa menjadi takut mencoba, padahal produk tembakau alternatif bisa menjadi bagian dari strategi harm reduction bagi mereka yang kesulitan berhenti dengan metode konvensional,” ujarnya (17/9/2025).
Paido menjelaskan, berbagai studi di Inggris, Selandia Baru, dan Jepang menunjukkan bahwa penggunaan produk tembakau alternatif menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Namun di Indonesia, pendekatan ini masih terbentur stigma dan misinformasi.
Pandangan ini sejalan dengan temuan Prof. Ann McNeill dari King’s College London, yang menegaskan bahwa kesalahpahaman publik terhadap risiko tembakau alternatif dapat menghalangi perokok dewasa berhenti merokok. “Anggapan bahwa produk alternatif sama berbahayanya dengan rokok justru membuat banyak orang enggan beralih,” jelasnya.
Akvindo terus mendorong edukasi publik berbasis data dan dialog dengan regulator agar perokok dewasa yang ingin beralih mendapat panduan yang tepat dan dukungan yang memadai.
Persepsi keliru terhadap produk tembakau alternatif dinilai menjadi penghambat dalam upaya mengurangi bahaya tembakau.
Ketua Asosiasi Konsumen Vape Indonesia (Akvindo) Paido Siahaan, mengatakan masyarakat masih memiliki persepsi keliru terhadap produk tembakau alternatif.
Kondisi tersebut menjadi hambatan serius untuk mengurangi konsumsi merokok di Indonesia.
“Banyak perokok dewasa menjadi ragu atau takut beralih, sehingga tetap terjebak merokok dan kehilangan kesempatan mengurangi risiko kesehatannya," ujar Paido melalui keterangan tertulis, Rabu (17/9/2025).
Paido mengatakan produk tembakau alternatif seharusnya dipandang sebagai bagian dari strategi pengurangan risiko (harm reduction).
Khususnya bagi perokok dewasa yang selama ini kesulitan mengurangi kebiasaan buruknya tersebut melalui metode konvensional seperti terapi pengganti nikotin maupun konseling.
“Studi di Inggris, Selandia Baru, dan Jepang membuktikan penggunaan produk tembakau alternatif mampu menurunkan prevalensi merokok secara signifikan. Sayangnya di Indonesia, informasi publik yang mendukung pendekatan ini masih minim, bahkan sering kalah oleh stigma dan misinformasi,” jelasnya.
Menurut Paido, produk tembakau alternatif memang tidak sepenuhnya bebas risiko.
Akan tetapi, berdasarkan sejumlah kajian ilmiah independen di dalam dan luar negeri, produk tersebut telah teruji lebih rendah risiko daripada rokok.
Fakta-fakta tersebut yang perlu diinformasikan secara luas untuk mendorong perokok dewasa beralih ke produk tembakau alternatif.
Sekaligus mengedukasi publik bahwa produk ini tidak diperuntukkan bagi anak-anak dan non-perokok.
“Masyarakat harus mendapat informasi yang jujur dan seimbang. Produk tembakau alternatif bukan tanpa risiko, tetapi risikonya jauh lebih rendah dibanding rokok,” kata Paido.
Akvindo pun telah melakukan berbagai langkah, mulai dari kampanye edukasi berbasis data, dialog dengan regulator, kerja sama bersama tenaga kesehatan, hingga kampanye digital dan pendampingan konsumen dewasa agar mereka yang ingin beralih mendapat panduan yang benar.
Jadi, kunci keberhasilan untuk menurunkan prevalensi merokok ada pada komunikasi publik yang jelas, proporsional, dan berbasis bukti.