Polusi udara adalah salah satu pemicu risiko kesehatan yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari. Data World Health Organization (WHO) menunjukkan bahwa hampir seluruh populasi global (99%) menghirup udara yang melebihi batas pedoman WHO dan memaparkan mereka pada berbagai risiko penyakit.
Polusi udara, menurut Natural Resources Defense Council (NRDC), mengacu pada pelepasan polutan ke udara yang merugikan kesehatan manusia dan planet secara keseluruhan. Polusi udara dapat timbul akibat faktor alami dan juga non-alami, seperti hasil perbuatan atau aktivitas manusia. Contohnya adalah asap rokok, asap pembakaran sampah, asap dari pengunaan moda transportasi, asap dari aktivitas pabrik, dan juga hasil kegiatan lainnya yang dapat mengontaminasi udara.
Dalam mengatasi masalah polusi udara, diperlukan kontribusi dari masyarakat secara kolektif. Namun, setiap individu juga dapat mengatasi masalah polusi udara tersebut, meski dalam skala kecil. di rumah yang kita huni. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (Environmental Protection Agency atau EPA), rumah yang kita huni memiliki polutan tiga hingga lima kali lebih besar daripada polusi di luar ruangan.
Quick Answer:
Lalu, bagaimana cara mengurangi paparan polusi udara di sekitar rumah?
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan secara rutin setiap harinya guna mengurangi paparan polusi di sekitar rumah. Diantaranya adalah dengan memelihara tanaman penyerap polusi, memastikan adanya ventilasi udara yang efektif, membersihkan AC secara teratur, menggunakan air purifier, mengurangi pengharum ruangan, batasi dan perhatikan kandungan produk pembersih rumah, serta hindari merokok di dalam dan di sekitar rumah.
Baca Juga: 7 Zat Racun yang Terdapat Dalam Rokok
Bahaya Polusi Udara
Tahukah kamu jika di beberapa tahun ini polusi udara merupakan masalah yang sangat besar bagi kesehatan masyarakat Indonesia? Bahkan menurut situs IQ Air, pada Sabtu sore, 2 Juli 2022, Jakarta menempati peringkat pertama dengan kualitas udara terburuk di dunia. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena polusi udara memiliki berbagai risiko berbahaya bagi kesehatan, termasuk bagi pernapasan.
Polusi udara mengandung berbagai jenis bahan kimia berbahaya yang dapat menimbulkan masalah kesehatan, termasuk masalah pernapasan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, dampak polusi udara yang dihasilkan oleh zat nitrogen dioksida akibat proses pembakaran moda transportasi, pembakaran sampah, dan sejenisnya daptat mengakibatkan beragam masalah kesehatan, seperti peradangan pada saluran pernapasan, penurunan fungsi paru- paru, dan peningkatan risiko terjangkitnya penyakit bronkitis.
Dalam jangka panjang, dampak pencemaran udara dari berbagai partikel di udara, seperti sulfat, nitrat, ammonia, natrium klorida, dan debu mineral juga dapat memicu terjangkitnya penyakit kanker paru-paru. Kemudian, sulfur dioksida juga dapat memicu kambuhnya gejala asma bagi orang yang pengidap penyakit tersebut. Jika paparan tersebut berbagai bahan kimia tersebut terlalu sering terjadi, maka seseorang dapat menderita penyakit paru obstruktif kronik.
Baca Juga: Peneliti Jelaskan Perbedaan Kandungan Asap Rokok dan Uap Vape
Sumber Polusi Udara di Rumah
Polusi udara yang berada di rumah, baik di dalam maupun di sekitar rumah, adalah isu yang tidak boleh diabaikan dan harus ditangani secara tepat. Hal ini dikarenakan rumah adalah tempat dimana kita dan keluarga kita menghabiskan waktu yang lama sehingga kita perlu memahami secara dalam tentang berbagai sumber yang dapat memicu hadirnya polusi udara di rumah.
Baca Juga: Apa dampak pembakaran sampah pada manusia dan kesehatannya?
Asbes
Salah satu sumber terkuat penyokong tersebarnya polusi udara di dalam rumah adalah a asbes. Asbes adalah bahan bangunan yang digunakan untuk membuat atap rumah. Asbes terdiri dari sejumlah kandungan mineral berserat yang dapat menahan panas, kedap air, dan juga tahan api. Kendati memiliki kelebihan tersebut, perlu diketahui bahwa jika serat dari asbes terhirup oleh hidung manusia dan masuk sampai ke paru-paru, maka kemungkinan besar orang tersebut dapat dihadapi dengan berbagai masalah kesehatan kronis, seperti penyakit paru-paru.
Dilansir dari American Lung Asociation, serat asbes yang terhirup dapat menyebabkan asbestosis atau timbulnya jaringan parut di paru-paru, kanker paru-paru, dan mesothelioma atau kanker ganas yang dapat menyerang selaput mesothelium.
Karpet dan Mebel
Selain asbes, sumber polusi udara yang sering ditemukan di rumah adalah karpet dan mebel. Karpet baru beserta bantalan dan perekatnya dapat mengeluarkan gas berbahaya. Dilansir dari American Lung Asociation, beberapa bahan kimia dan lem yang digunakan pada karpet dan bantalan baru dibuat dengan senyawa organik volatil, seperti benzena, formaldehida, dan toluenea, yang mengeluarkan bau dan polutan yang dapat memicu berbagai risiko kesehatan.
Kemudian, karpet lama yang kurang sering dibersihkan juga dapat menjadi rumah bagi para tungau, debu, bulu hewan peliharaan, serta jamur yang merajalela. Oleh karena itu, jika tidak dibersihkan secara rutin dan menyeluruh, karpet dapat membahayakan kesehatan, khususnya bagi pernapasan. Seringkali polutan-polutan tersebut tidak kasat mata, maka dari itu banyak penghuni rumah yang tidak menyadari adanya polutan tersebut.
Selain itu, debu kayu yang dihasilkan dari mebel atau furnitur di rumah dapat juga memicu penimbunan debu pada saluran pernapasan. Oleh karena itu, tidak jarang jika orang dewasa dan anak kecil suka merasakan sesak nafas jika terlalu sering terpapara debu yang bertebaran dari kayu furnitur atau mebel yang dimiliki di dalam rumah.
Penyejuk Ruangan/ Air Conditioner (AC)
Sumber ketiga yang berkontribusi terhadap polusi udara yang cukup besar di rumah adalah penyejuk ruangan atau Air Conditioner (AC). Perangkat ini, jika jarang dibersihkan, dapat menjadi tempat berkembang biaknya virus dan bakteri yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Virus dan bakteri yang beredar umumnya akan menyerang saluran pernapasan bagi orang-orang yang menghirupnya.
Pengharum Ruangan
Pengharum ruangan merupakan sumber keempat yang patut diperhatikan bahayanya. Meski membuat ruangan menjadi harum, pewangi ruangan ini dapat merusak kualitas udara karena mengandung etanol, fenol, dan formaldehida.
Jamur
Sumber polusi kelima adalah jamur yang timbul karena ruangan di dalam rumah yang terlalu lembab. Jamur ini biasanya sering muncul di dalamkamar mandi yang beruap, ruangan yang terkena banjir, atau area dengan atap yang bocor. Sama halnya dengan pengharum ruangan, keberadaan jamur dapat memperburuk kualitas udara yang ada sekaligus memicu infeksi saluran pernapasan pada penderita asma dan alergi.
Produk Pembersih
Sumber keenam bagi kehadiran polusi udara terbanyak di rumah adalah produk pembersih. Zat kimia yang terkandung dalam beragam produk pembersih rumah tangga, seperti amonia dan klorin , dapatmemicu berbagai masalah pernapasan akut jika terhirup terlalu lama. Selain produk pembersih rumah tangga, produk yang kita gunakan sehari-hari, seperti parfum, sabun, sampo, dan deodoran juga termasuk sebagai bahan yang dapat memicu polusi udara terbanyak, bahkan melebihi polusi udara yang dihasilkan oleh bahan bakar bensin atau diesel.
Dilansir dari Republika, penelitian yang dilakukan oleh Cooperative Institute for Research in Environmental Sciences di Boulder, Colorado, Amerika Serikat, menyimpulkaan bahwa produk yang kita gunakan sehari-hari, seperti parfum, sabun, sampo, dan deodoran berkontribusi sebesar 38% terhadap emisi senyawa organik volatil.
Asap Rokok
Sumber ketujuh dari munculnya polusi udara di rumah adalah asap rokok. Mayoritas orang menghabiskan waktu di rumah dan jika ia adalah seorang perokok yang sering melakukan kebiasaannya di rumah dan di lingkungan sekitar rumah, maka orang-orang yang tinggal di rumah dengan perokok tersebut juga dapat terpapar berbagai risiko kesehatan.
Tingkat polusi udara di rumah seorang perokok memiliki tingkat bahaya yang sama dengan tingkat polusi udara di kota yang tercemar. Kualitas udara di dalam rumah perokok itu sangat buruk dan memiliki sangat berbahaya. Sebuah penelitan yang dilakukan oleh Unit Pengendalian Tembakau Institut Kanker Nasional Italia menyebutkan bahwa rokok dapat menghasilkan partikel 10 kali lebih banyak daripada mobil. Angka tersebut diperoleh jika kita membandingkan satu jam pertama setelah menghidupkan mesin dengan satu jam pertama setelah membakar rokok.
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan risiko yang dihasilkan dari asap rokok, khususnya TAR, bagi kesehatan. Dilansir dari National Cancer Institute, TAR adalah zat kimia yang dihasilkan saat tembakau dibakar. Ketika asap rokok dihirup, TAR dapat membentuk lapisan lengket di bagian dalam paru-paru yang merusak dan dapat menyebabkan kanker paru-paru, emfisema, atau masalah paru-paru lainnya
Gas dan Kompor
Sumber kedelapan polusi udara di rumah berasal dari penggunaan gas dan kompor. Sumber polusi udara yang satu ini seringkali tidak digubris, namun merupakan sumber risiko kesehatan yang juga berbahaya. Dilansir dari WHO, setiap tahun, lebih dari tiga juta orang meninggal dunia karena penyakit yang disebabkan oleh polusi udara rumah tangga dari praktik memasak yang tidak efisien, salah satunya adalah karena menggunakan kompor berpolusi yang dipasangkan dengan bahan bakar padat dan minyak tanah .
Perangkat gas alam yang biasa digunakan untuk memanaskan kompor untuk memasak menghasilkan karbon dioksida dan membocorkan metana yang tidak terbakar ke udara. Metana yang bocor dari kompor berbahan bakar gas alam memiliki dampak iklim yang sebanding dengan emisi karbon dioksida dari sekitar 500.000 mobil bertenaga bensin. Selain itu, kadar level karbon monoksida dan juga nitrogen dioksida yang dikeluarkan ketika memasak kompor dengan gas alam di rumah yang ada di daerah perkotaan tiga kali lebih berbahaya daripada rumah yang ada di pedesaan.
Mayoritas orang menghabiskan waktunya untuk berada di rumah, sehingga kita memiliki risiko yang sangat tinggi untuk terpapar risiko yang diakibatkan oleh gas dan kompor. Dalam jangka panjang, orang-orang yang ada di dalam rumah yang terpapar polusi udara yang beracun ini dapat terancam berbagai penyakit pernapasan.
Pembakaran Sampah
Sumber polusi udara kesembilan yang sering ditemukan di lingkungan sekitar rumah berasal dari aktivitas pembakaran sampah. ‘
Membakar sampah adalah cara yang tidak tepat. Hal ini karena proses pembakaran sampah dapat memicu berbagai penyakit berbahaya bagi orang-orang yang menghirup asapnya.
Apa sajakah solusi mencegah Polusi Udara di Sekitar Rumah?
Polusi udara merupakan hal yang sangat berbahaya, tidak hanya bagi kesehatan, tapi juga untuk keberlangsungan lingkungan. Polusi udara ini seringkali ditemui di wilayah perkotaan.
Oleh karena itu, dengan kualitas udara and tingkat polusi yang tergolong buruk, sangat penting bagi setiap individu untuk memastikan dirinya dan orang-orang disekitarnya terhindar dari potensi atas terpaparnya zat-zat beracun yang tersebar dimana-mana, termasuk di dalam dan di lingkungan sekitar rumah.
Salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dari polusi udara yang ada di rumah adalah dengan menciptakan banyak Ruang Terbuka Hijau atau RTH.
Namun, bagi rumah-rumah yang berada di wilayah perkotaan, mungkin sering sekali mengalami kesulitan untuk merealisasikan hal ini. Terlebih, bagi mereka yang tinggal di rusun kota atau apartemen yang memiliki kapasitas lebih kecil lagi untuk menciptakan RTH.
Kendati dilanda banyak halangan dan juga berbagai keterbatasan yang ada, alangkah baiknya apabila upaya untuk menciptakan ruangan terbuka hijau tetap dijalankan. Sekecil atau sesempit apapun ruang yang tersisa, usahakan untuk menjadikan tempat tersebut sebagai tempat menaruh tanaman. Bagi yang tinggal di rusun kota atau di apartemen juga bisa mengupayakan menaruh pot-pot tanaman di balkon yang tersedia.
Tanaman-tanaman hijau pasalnya menghasilkan oksigen sekaligus menyerap karbon dioksida yang dapat membuat lingkungan sekitar rumah menjadi lebih segar. Beberapa jenis tanaman pun bisa diletakkan didalam rumah karena mengeluarkan oksigen di malam hari sehingga tidak membahayakan kesehatan.
Tanaman Penyerap Polusi Udara
Ada sederet jenis tanaman yang bisa dipelihara dan dirawat yang tergolong sebagai tanaman penyerap polusi udara. Diantaranya adalah bunga krisan (chrysanthemum), lidah mertua (sansevieria), bunga peace lily (spathiphyllum), pakis boston (nephrolepis exaltata), palem bambu (chamaedorea seifrizii), spider plant (chlorophytum comosum), dracaena, tanaman karet, sri rejeki (chinese evergreen) ,dan english ivy.
Tanaman atau bunga krisan berkemampuan untuk menyerap berbagai zat berbahaya seperti benzena, formaldehida, amonia, dan xilena.. Lalu tanaman lidah mertua diketahui juga dapat menyerap berbagai racun seperti formaldehida, benzena, dan trikloroetana. Tanaman ini sangat cocok diletakkan luar dan juga bisa dijadikan hiasan dalam rumah. Kemudian bunga peace lily mampu menyerap zat-zat berbahaya dalam udara seperti formaldehida, benzena, trichloroethylene, toluena, dan xilena. Bunga ini cocok dijadikan tanaman hias didalam ruangan karena upaya perawatannya tidak memerlukan banyak sinar matahari.
Berikutnya pakis boston, tanaman hias yang cocok diletakkan didalam rumah karena memiliki kemampuan melembabkan udara sekitar dan membuat udara jadi terasa lebih segar. Rerlebih, bunga pakis boston juga disebut mampu memberikan efek tenang dan damai terhadap lingkungan sekitar.
Selain itu, palem bambu diyakini mampu menyerap polutan berbahaya yang dihasilkan dari cat rumah seperti benzena, formalin, dan trichloroethylene.
Spider plant dapat membantu menyerap debu sekaligus menghilangkan zat polutan kimia berupa formaldehid dan xylene. Sama halnya seperti palem bambu dan spider plant yang tergolong sebagai tanaman anti polutan dan tanaman penyerap polutan, dracaena dapat menyerap debu di sekitar rumah sekaligus menangkal sejumlah zat beracun seperti formalin, xylene, toluene, benzena, dan trikloretilen.
Tanaman karet memiliki kelebihan sebagai penyerap debu dan cocok bila diletakkan di pojok ruangan dengan cahaya yang terang karena dapat menghilangkan karbon monoksida, formaldehida, trikloretilen, dan bahan kimia lainnya. Memiliki efek yang sama sebagai tanaman anti polutan, Chinese evergreen atau Aglaonema adalah tanaman berdaun lebar dan bergelombang yang diyakini efektif untuk menyaring debu dalam ruangan, seperti formalin, formaldehida, karbon monoksida, benzena, dan trikloretilen.
English ivy adalah salah satu tanaman yang cocok berada di dalam ruangan. Jenis tanaman pembersih udara ini dianggap dapat menangkal benzena, karbon monoksida, formaldehida, trikloretilen, dan zat kimia lainnya.
Bagaimana cara tanaman dan pohon mengurangi polusi udara?
Pengadaan taman atau tempat terbuka hijau di rumah terbukti dapat mengurangi potensi seseorang terpapar zat-zat beracun dari polusi udara akut. Adanya taman atau kebun yang dipenuhi pot-pot tanaman di berbagai titik tentunya akan membantu menetralisir udara dengan menyerap zat beracun sebelum sampai ke hidung manusia dan menyerang pernapasannya.
Dengan terciptanya tempat terbuka hijau, khususnya bagi yang berdomisili di perkotaan dan dimana minimnya penghijauan, akan jauh lebih rendah potensi seseorang terpapar penyakit pernapasan dan lainnya dalam jangka waktu panjang. Kerap kali orang mengabaikan hal tersebut karena tidak merasakan dampaknya dalam jangka pendek. Tidak semua mengetahui bahwa masalah kesehatan yang timbul akibat paparan zat beracun hasil polusi udara itu adalah tumpukan sedikit demi sedikit yang lama-lama akan memberikan efek fatal.
Oleh karena itu, sebagai aksi preventif secara global, kota-kota besar dengan tingkat polusi udara yang tinggi mulai menanam beragam pohon dan tanaman di sepanjang jalan atau tempat-tempat tertentu untuk meminimalisir tingkat polusi udara.
Lantas secara detil, bagaimana cara tanaman dan pohon mengurangi polusi udara?
Pohon dan tanaman merupakan penghasil oksigen paling murni yang dapat membantu membersihkan. Udara sekaligus menyerap karbon dioksida dan memberikan pasokan oksigen khusus bagi manusia dan hewan yang menghirupnya. Keberadaan tanaman dan pepohonan di luar ruangan atau di sekitar rumah dapat membantu mengalahkan efek merugikan dari polusi udara dengan cara memurnikan atau menetralisir udara.
Udara yang tercemar mengandung beberapa partikel, mengeluarkan bau, dan gas berbahaya seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan amonia. Polutan ini pasalnya mengendap di daun pohon dan tumbuhan. Setelah dinetralisir, pepohonan dan tanaman akan berupaya untuk meningkatkan kualitas udara yakni dengan menaungi permukaan dan menurunkan suhu sehingga secara tidak langsung, dalam jangka panjang juga dapat membantu mengurangi kebutuhan AC konvensional dan emisi gas rumah kaca yang menyertainya.
Pohon sangat efektif dalam menghilangkan materi partikulat (PM). PM hadir dalam bentuk partikel kecil bahan kimia organik, asam, logam, dan debu, yang dipancarkan dari kendaraan dan pabrik berbahan bakar fosil, serta lokasi konstruksi. Tanaman dianggap sebagai paru-paru ekosistem karena dapat menyerap karbon dioksida dan mengeluarkan oksigen. Pohon dan tanaman keduanya bertindak sebagai hati ekosistem karena berfungsi sebagai penyaring polutan atmosfer seperti sulfur dioksida dan nitrogen dioksida melalui daunnya.
Ventilasi Udara
Kebanyakan orang berasumsi bahwa jendela atau sumber ventilasi udara lainnya di rumah harus ditutup guna menghindari polusi dari luar atau bahaya nyamuk dan serangga lainnya. Namun faktanya, justru polusi terbesar datangnya dari dalam rumah dan segala perabotan yang ada dan digunakan oleh kita.
Fungsi ventilasi udara dirumah adalah untuk mengalirkan udara dari luar ke dalam ruangan dan sebaliknya, sehingga terjadi sirkulasi udara yang sehat untuk dihirup. Ventilasi juga menghindari kelembaban berlebih didalam rumah, kemudian agar tidak membuat rumah menjadi sumpek dan pengap.
Lalu, manfaat ventilasi udara dirumah tentunya berhubungan langsung dengan kesehatan penghuninya. Dengan adanya ventilasi udara, perputaran udara akan lebih lancar sehingga udara yang dihirup didalam rumah akan lebih segar dan kaya akan oksigen. Melansir EPA, ventilasi juga membantu menghilangkan atau mengencerkan polutan udara dalam ruangan yang berasal dari sumber yang berada di dalam ruangan lantas mengurangi tingkat kontaminan dan meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Ingat, saat mengevaluasi penggunaan ventilasi untuk mengurangi polutan udara dalam ruangan, masih ada kemungkinan sumber polutan dari luar ruangan, seperti asap atau sampah, yang berada di dekatnya. Oleh karena itu, hal sesimpel memastikan adanya ventilasi udara dirumah dapat memberikan dampak kesehatan yang luar biasa bagi penghuni dan keturunannya.
Membersihkan AC secara teratur
Membersihkan AC secara teratur merupakan salah satu tindakan yang sangat penting untuk mencegah terjadinya polusi udara didalam rumah. Perangkat elektronik rumah tangga ini memang sudah tidak asing lagi di perumahan wilayah pemukiman kota. Hampir semua orang kini menggunakan penyejuk ruangan karena tingginya suhu udara diluar dan tingkat kelembabannya.
Dikarenakan pemakaian tergolong sering, sebaiknya AC rutin dibersihkan. Jika pemakaian sering namun upaya pembersihan minim, maka kualitas udara di rumah akan terkena dampak buruknya. Sangatlah penting membersihkan AC teratur guna menjaga kualitas udara dan kenyamanan penghuninya.
Filter yang ada di dalam AC dirancang untuk menyaring debu dan jenis polutan lain seperti bakteri dan serbuk sari. Jika tidak dibersihkan secara teratur, filternya dapat tersumbat akibat tumpukan yang tidak pernah dikeluarkan. Lama-kelamaan terjadi pelembaban yang berujung tumbuhnya jamur dan ini adalah salah satu pencetus masalah kesehatan.
Bersihkanlah AC atau penyejuk ruangan dengan memastikan filter debu tidak tersumbat setidaknya beberapa minggu sekali. Normalnya, AC dibersihkan 3 bulan sekali, namun tergantung juga dengan frekuensi penggunaan. Apabila penggunaan hampir setiap hari maka baiknya dibersihkan sesering mungkin.
Menggunakan Air Purifier
Air purifier adalah suatu alat atau perangkat elektronik rumah tangga yang memiliki fungsi sebagai pembersih udara dan penyaring kotoran yang tersebar di sekitar. Berbeda dengan AC yang mana mengeluarkan hawa dingin sebagai salah satu fungsi utamanya, fungsi air purifier justru adalah untuk mengeluarkan udara segar natural yang sudah bersih dan terbebas dari polusi. Alat ini secara detil berusaha mengeliminasi partikel alergen. Manfaat air purifier tentunya berhubungan dengan perihal kesehatan, yakni dapat meminimalisir terjadinya alergi dan menghindari seseorang dari penyakit asma dan penyakit alergi lainnya.
Cara kerja air purifier yakni dengan menyedot udara yang ada di dalam ruangan dengan bantuan kipas. Lalu, udara akan ditangkap dan disaring oleh filter yang terletak di bagian belakang air purifier. Setelah filter menyaring udara, air purifier akan kembali menyalurkan udara yang bersih dan merotasikannya melalui penyalur yang berada di bagian depan perangkat.
Salah satu fitur penting yang bekerja sebagai penyaring pada air purifier adalah HEPA filter. HEPA filter adalah singkatan dari high-efficiency particulate absorbing atau penyerap udara partikulat berefisiensi tinggi. Fitur penting ini untuk menjebak sederet jenis polutan berbahaya seperti, serbuk sari, bulu hewan peliharaan, tungau debu dan asap tembakau.
Mengurangi Pengharum Ruangan
Pengharum ruangan adalah salah satu sumber polusi udara terbesar didalam rumah. Coba cara alternatif lain seperti soda kue dan lemon sebagai pengharum ruangan alami.
Perhatikan kandungan produk pembersih rumah
Produk-produk pembersih rumah mayoritas berbahan kimia yang bahaya bagi kesehatan. Sebaiknya perhatikan kandungan produk pembersih rumah dan coba cari alternatif lain yang lebih alami.
Produk Tembakau Alternatif
Untuk mengurangi polusi udara di dalam rumah, salah satu upaya yang akan sangat signifikan, khususnya bagi perokok dewasa, adalah dengan berhenti merokok. Namun, bagi perokok dewasa yang menghadapi kesulitan untuk berhenti, maka mereka dapat beralih ke produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin, yang memiliki risiko kesehatan jauh lebih rendah daripada rokok.
Produk tembakau alternatif, seperti rokok elektronik dan produk tembakau yang dipanaskan, tidak melalui proses pembakaran, melainkan proses pemanasan saat digunakan. Oleh karena itu, produk tembakau alternatif tersebut tidak menghasilkan asap yang mengandung TAR, abu, atau bau yang menempel. Melainkan, produk tersebut menghasilkan uap yang mudah melebur di udara, sehingga produk tembakau alternatif dapat mengurangi atau mengatasi masalah polusi udara yang biasanya dihasilkan oleh rokok.
Produk tembakau alternatif ini juga tidak hanya memiliki potensi manfaat bagi penggunanya, tapi produk ini juga lebih tidak menganggu orang-orang di sekitar penggunanya. Namun, para pengguna tetap harus memastikan untuk tidak menggunakan produk ini di dekat anak-anak di bawah usia 18 tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui. Produk ini juga tidak ditujukan bagi non-perokok dan anak-anak di bawa umur 18 tahun.
Kesimpulan
Polusi udara merupakan pencemaran pada udara yang disebabkan oleh tersebarnya zat-zat kimia beracun akibat hal alami dan juga aktivitas manusia. Asap rokok, asap pabrik, asap dari moda transportasi, alat pembersih rumah, alat penyejuk ruangan, pengharum ruangan, pembakaran sampah, minimnya ruangan terbuka hijau, sampai dengan penggunaan gas dan kompor dapat menjadi sumber dan kontributor terbesar polusi udara khususnya di dalam dan sekitar rumah.
Ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi sekaligus mencegah terjadinya polusi udara di dalam dan di lingkungan sekitar rumah. Diantaranya adalah dengan membersihkan AC secara rutin, memperhatikan kandungan yang ada di dalam produk pembersih dan produk sehari-hari yang digunakan, kurangi penggunaan pengharum ruangan, ciptakan ruangan terbuka hijau sebagai tempat berkebun atau taman dengan pot-pot berisikan tanaman penyerap polutan di berbagai titik, kemudian berhenti merokok. Bila sulit berhenti merokok, upayakan untuk beralih ke produk tembakau alternatif yang tidak menghasilkan asap seperti rokok elektronik, produk tembakau yang dipanaskan, dan kantong nikotin. Lalu rajin membersihkan mebel dan furnitur, gunakan air purifier dengan fitur HEPA filter, dan memastikan adanya ventilasi udara di dalam rumah.
Jika hal-hal demikian tidak dipastikan dan dilakukan, maka dalam jangka panjang polusi udara di dalam dan sekitar rumah akan menimbulkan risiko kesehatan bagi penghuninya dan menghadirkan sejumlah jenis penyakit khususnya pada pernapasan.