Left arrow Kembali

Rokok Elektronik Bantu Orang Tua Lindungi Buah Hati dari Bahaya Rokok

Menurut data WHO pada tahun 2015, lebih dari 40 juta balita di Indonesia menjadi perokok pasif karena memiliki orang tua atau keluarga dekat perokok. Dengan maraknya penggunaan rokok elektronik, apakah rokok elektronik dapat mengurangi jumlah perokok pasif?

Peningkatan jumlah perokok di Indonesia memang semakin lama semakin mengkhawatirkan. Rokok tidak hanya menjadi bahaya kesehatan yang mengancam para perokok namun juga menghantui mereka yang tidak merokok tetapi berisiko menjadi perokok pasif. Menurut data WHO pada tahun 2015, lebih dari 40 juta balita di Indonesia menjadi perokok pasif karena memiliki orang tua atau keluarga dekat perokok. Melihat orangtua merokok di sekitar anak-anak menjadi sesuatu yang lumrah kita jumpai, bahkan, bisa jadi Anda adalah salah satu orang tua perokok tersebut.

Sebagai orang tua, kesehatan keluarga dan buah hati tentunya menjadi prioritas. Tanpa disadari, merokok di dekat keluarga, terutama di sekitar anak-anak dan balita, menjadikan mereka perokok pasif dengan risiko kesehatan yang terus meningkat. Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Ismoyo Sunu mengatakan bahwa risiko kanker paru-paru pada perokok pasif meningkat 20 hingga 30 persen, sementara risiko penyakit jantung mereka meningkat 25 hingga 35 persen. Jadi, apa yang bisa Anda lakukan sebagai orang tua untuk melindungi keluarga dan buah hati dari bahaya rokok?

Hal terbaik yang bisa Anda lakukan tentunya adalah dengan berhenti merokok. Namun, berhenti merokok memang bukan sesuatu yang mudah apalagi jika Anda telah merokok untuk waktu lama sehingga memiliki tingkat kecanduan nikotin yang cukup tinggi. Nikotin adalah zat yang bersifat adiktif dan merupakan faktor yang menyebabkan banyak orang merasa sulit melepaskan ketergantungannya pada rokok.

Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada upaya untuk mengurangi risiko bahaya merokok yang bisa Anda lakukan. Salah satu langkah yang bisa diambil untuk berhenti merokok adalah dengan beralih ke produk tembakau alternatif. Produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, vape, dan produk tembakau yang dipanaskan memiliki kandungan nikotin tetapi tidak melalui proses pembakaran. Tanpa adanya proses pembakaran, produk tembakau alternatif tidak menghasilkan TAR, kumpulan senyawa kimia berbahaya yang menyebabkan berbagai penyakit yang ditimbulkan rokok. Produk tembakau alternatif dapat memberikan dosis nikotin yang Anda butuhkan tanpa asap yang dapat memapar orang-orang di sekitar Anda.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Mass General Hospital for Children (MGHfC) di Amerika Serikat menemukan bahwa semakin banya orangtua yang mulai mengonsumsi produk tembakau alternatif seperti vape  dan produk tembakau dipanaskan karena mereka ingin berhenti merokok. Studi tersebut juga menemukan bahwa orangtua yang mengonsumsi vape dan rokok konvensional cenderung berhasil dalam upaya untuk berhenti merokok dibandingkan orangtua yang hanya merokok saja.

Meskipun begitu, perlu diingat bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik, vape, dan produk tembakau yang dipanaskan adalah salah satu upaya untuk meminimalisir risiko kesehatan buah hati dan keluarga. Cara yang paling baik adalah jika Anda tidak merokok sama sekali. Jika Anda beralih ke rokok elektronik, vape, atau produk tembakau dipanaskan tetap hindari penggunaan produk tembakau alternatif di sekitar nonperokok, terutama anak-anak dan balita. Walaupun produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik dan produk tembakau dipanaskan memiliki risiko kesehatan yang jauh lebih rendah, produk ini tidak sepenuhnya bebas risiko kesehatan.

Baca Juga: Nikotin vs TAR: Mana yang Lebih Berbahaya?