Left arrow Kembali

Produk Tembakau yang Dipanaskan vs Rokok Elektronik: Mana yang lebih Efektif untuk Berhenti Merokok?

Produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektronik menjadi produk tembakau alternatif yang paling populer. Pertanyaan pun mulai bermunculan, mana yang lebih efektif untuk membantu perokok aktif berhenti? Penelitian pada Global Nicotine Forum (GFN) 2019 pun dilakukan untuk mejawab pertanyaan ini.

Dengan risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok konvensional, produk tembakau alternatif mulai dipandang sebagai opsi untuk mengatasi masalah rokok di berbagai belahan dunia. Itu sebabnya, produk tembakau alternatif menjadi bagian dari strategi tobacco harm reduction atau pengurangan risiko tembakau yang merupakan sebuah strategi kesehatan publik untuk mengurangi risiko kesehatan yang berhubungan dengan adiksi nikotin. Nikotin sendiri, walaupun menimbulkan adiksi, sesungguhnya tidak memberikan risiko kesehatan yang tinggi bagi kesehatan.

Pendekatan pengurangan risiko tembakau ini pun berfokus pada langkah-langkah yang memungkinkan perokok untuk tetap mendapatkan asupan nikotin tanpa terpapar zat-zat berbahaya dalam rokok. Salah satunya dengan beralih ke produk tembakau alternatif. Diharapkan bahwa peralihan ini akan membantu perokok untuk berhenti menggunakan rokok konvensional, dan kemudian akhirnya dapat berhenti mengkonsumsi segala jenis tembakau secara total.

Baca Juga: Dampak Buruk Asap Rokok pada Kecerdasan Intelektual Anak Anda!

Apa Itu Produk Tembakau yang Dipanaskan?

Produk tembakau yang dipanaskan atau heated tobacco product adalah salah satu inovasi dari hasil pengembangan teknologi di industri tembakau. Produk tembakau yang dipanaskan ini hadir untuk membantu para perokok aktif untuk beralih ke produk tembakau yang memiliki resiko lebih rendah daripada rokok konvensional pada umumnya.

Sesuai namanya, produk tembakau yang dipanaskan ini tidak memiliki proses pembakaran seperti rokok konvensional, sehingga tidak menghasilkan asap, melainkan uap aerosol. Produk tembakau yang dipanaskan ini bekerja dengan memanaskan batang tembakau sampai titik maksimal 350ºC. Melalui pemanasan ini, tembakau akan menghasilkan nikotin dalam bentuk uap. Sehingga produk tembakau yang dipanaskan ini juga tidak menghasilkan abu dari hasil pembakaran serta tidak memiliki bau yang menyengat.

Baca Juga: Apa Bedanya Rokok dan Produk Tembakau Alternatif?

Apa Itu Rokok Elektronik?

Hampir mirip dengan produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektronik juga merupakan salah satu inovasi di industri tembakau yang pertama kali dikembangkan pada tahun 2003 oleh SBT Co Ltd. Rokok elektronik memiliki cara kerja dengan cara memanaskan nikotin pada tabung atau catridge. Proses pemanasan ini dibantu oleh baterai yang berfungsi menjadi sumber tenaga serta kawat tembaga yang berfungsi sebagai penghantar panas. Rokok elektronik diklaim sebagai rokok yang lebih sehat dan ramah lingkungan daripada rokok biasa dan tidak menimbulkan bau dan asap.

Baca Juga: Apakah boleh merokok di ruangan ber-AC?

Rokok Elektronik VS Produk Tembakau yang Dipanaskan: Mana yang Lebih Efektif?

Di Indonesia sendiri, produk tembakau alternatif dipandang sebagai cara untuk menghentikan kebiasaan merokok secara bertahap. Dua produk tembakau alternatif yang cukup umum digunakan untuk hal tersebut adalah rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan. Namun di antara keduanya, manakah yang sebenarnya lebih efektif?

Sebuah penelitian pada Global Nicotine Forum (GFN) 2019 membandingkan efektivitas kedua produk tembakau alternatif ini untuk membantu perokok aktif berhenti. Penelitian tersebut melibatkan 30 perokok aktif yang telah merokok selama empat tahun atau lebih, merokok sekitar 13 batang setiap harinya, dan tidak memiliki keinginan untuk berhenti dalam beberapa bulan ke depan. Menurut penelitian tersebut, menggunakan produk tembakau dipanaskan menurunkan craving atau keinginan merokok sebesar 28% sementara rokok elektronik atau vape menurunkan keinginan merokok sebesar 26%.

Penelitian tersebut mencatat bahwa withdrawal symptoms atau gejala putus zat nikotin tingkat menengah tetap muncul saat perokok aktif beralih sepenuhnya ke produk tembakau yang dipanaskan dan rokok elektronik atau vape. Namun, gejala-gejala ini berkurang drastis secara langsung setelah penggunaan produk tembakau yang dipanaskan, dan berkurang setelah beberapa saat setelah penggunaan rokok elektronik atau vape. Saat dibandingkan dari sisi pengguna, para perokok aktif menilai produk tembakau yang dipanaskan merupakan opsi pengganti rokok konvensional yang lebih menarik daripada rokok elektronik atau vape.

Maka, penelitian ini menyimpulkan bahwa produk tembakau yang dipanaskan lebih efektif daripada rokok elektronik atau vape dalam membantu perokok aktif mengontrol craving serta withdrawal symptoms mereka. Walaupun keduanya sama-sama dapat menjadi pilihan untuk menghentikan kebiasaan merokok, penggunaannya tetap harus dilakukan secara terkontrol agar tidak hanya menjadi pengganti rokok, namun langkah awal dari berhenti merokok secara total.

Baca Juga: Apa itu Perokok Pasif dan Apa Perbedaan Perokok Aktif dan Pasif?