Left arrow Kembali

Apa Bedanya Konsumsi Tembakau Menggunakan Produk Tembakau Alternatif dan Rokok?

Perbedaan terbesar terletak pada proses konsumsi. Rokok dikonsumsi dengan cara dibakar yang menghasilkan asap, sedangkan produk tembakau alternatif dikonsumsi dengan cara dipanaskan, sehingga menghasilkan uap untuk memberi asupan nikotin kepada penggunanya.

Meski Indonesia telah menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan produk tembakau alternatif, tak sedikit orang yang masih tidak memahami perbedaan antara rokok dan produk tembakau alternatif. Hal ini disebabkan baik rokok maupun produk tembakau alternatif sama-sama mengandung nikotin. Menurut pandangan awam, baik rokok maupun produk tembakau alternatif sama-sama merupakan produk hasil olahan tembakau dengan risiko kesehatan yang sama.

Padahal, perbedaan mendasar antara rokok dan produk tembakau alternatif justru terletak pada proses konsumsi tembakau yang terjadi. Saat kita merokok, kita mengonsumsi tembakau dengan cara dibakar.

Hasil pembakaran tersebut akan dihirup oleh perokok dan memberikan asupan nikotin. Pada penggunaan rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan, produk hasil olahan tembakau, baik dalam bentuk e-liquid atau stik tembakau hanya dipanaskan dengan menggunakan plat pemanas. Hasil pemanasan ini berupa uap yang dapat memberikan asupan nikotin.

Baca Juga: Merokok dan Menggunakan Rokok Elektronik, Apa Bedanya?

Mengapa proses konsumsi tembakau tersebut menjadi penting? Karena sebenarnya, perbedaan proses yang terkesan sederhana tersebut yang memiliki dampak yang panjang dan signifikan. Saat tembakau dibakar, tercipta kumpulan senyawa kimia bernama bernama TAR dan berbagai senyawa hasil pembakaran lainnya, seperti karbon dioksida dan karbon monoksida. Senyawa tersebut bercampur dengan asap rokok yang kita hirup, dan menyebabkan berbagai risiko kesehatan yang selama ini kita asosiasikan dengan rokok. Pasalnya, berbagai penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa TAR adalah senyawa karsinogenik atau penyebab kanker yang dapat memicu kanker paru-paru, mulut, dan tenggorokan.

Sementara saat tembakau dikonsumsi dengan cara dipanaskan dan dengan temperatur yang lebih rendah dari rokok, kumpulan senyawa kimia berbahaya dalam TAR, serta berbagai hasil pembakaran lainnya, seperti karbon dioksida dan karbon monoksid, tidak tercipta. Hasil pemanasan yang kita hirup melalui rokok elektronik atau vape dan produk tembakau yang dipanaskan berbentuk uap yang mengandung nikotin. Ketiadaan senyawa TAR saat mengonsumsi nikotin melalui vape atau produk tembakau yang dipanaskan yang membedakan mereka dengan rokok. Tanpa adanya TAR, banyak penelitian menyimpulkan bahwa risiko kesehatan dari konsumsi tembakau menurun secara signifikan dan pengguna masih memperoleh asupan nikotin yang mereka inginkan.

Meski begitu, penelitian masih perlu dilakukan untuk mengetahui secara pasti efek jangka panjang dari konsumsi tembakau dengan cara dipanaskan. Meski tak menghasilkan TAR, penelitian juga menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif seperti rokok elektronik atau vope atau produk tembakau yang dipanaskan tetap tidak sepenuhnya bebas dari risiko kesehatan. Produk hasil olahan tembakau, baik rokok atau pun vape dan produk tembakau dipanaskan, lebih baik dikonsumsi dalam jumlah terbatas atau tidak sama sekali.